Gautama Siddhartha Sifat-Sifat Mengada
Gautama Siddhartha pendiri Buddhisme; Therevada [3 SM} menyanggah adanya Tuhan [niricvarya], atau alam [anatta], atau diri sendiri [an atmya]. Yang ada hanyalah kekosongan [Sunyata], dan semua yang tampak dalam indra hanyalah khayalan belaka. Mereka semua "pengada" adalah sama dalam hal tidak mengada;
Manusia dan dunia adalah abadi dalam "Brahman"; setelah selesai dalam proses empiris  dalam upaya menyelesaikan "empiris", mereka akan tenggelam kembali kedalam kebahagian abadi dengan kesatuan [manunggal]  kesatuan mutlak "Brahman";
Tidak ada apa-apa yang disebut tetap; seleuruh eksistensi ditandai dengan perubahan, dan kesementaraan [anatta] ilah bukan diri; Â Nirvana merupakan kebijaksanaan dan kedamaian sempurna akan tetapi tanpa kegiatan, dan keteraturan;
Maka segala-galanya  tergantung dari segala-galanya; segalanya berantaraksi  satu sama lain dalam kesementaraan; khususnya manusia dalam hubungan dengan pengada-pengada lainnya mengalami suka duka, dan dengan demikian terbentuk "karma-nya";
Namun kenyataan demikian itu sebenarnya adalah khayalan [atau "maya"] belaka. Melalui kerja, displin, pemahaman, perbuatan yang sempurna, manusia harus mencapai pembebasan dari keterikatan pada penyebaban, dan akhirnya mencapai kebebasan "Nirvana";
Semua arti dan nilai adalah semu belaka. Hanya penyangkalan total dicapai/diperoleh kenyataan yang benar, ialah "Nirvana";
Yang Mutlak mengandung dalam kesatuan-Nya dua prinsip : [a] Keideaan; [b] Kerelaan; ataupun cahaya dan kegelapan; dalam Tuhan Kegelapan itu dikuasi oleh cahaya, Tetapi  dalam dunia dan manusia terlepaslah kegelapan dari harmoni, dan menjadi sengsara atau kejahatan.
Akibatnya adalah terjadinya kekurangan keteraturan, dan harmoni. Manusia itu bebas untuk memilih entah menjadi "aku" yang lepas dari harmoni, atau kembali ke dalam kesatuan Ilahi;