Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan "Humanity Progress" Dua Wanita Kartini Menjadi Rektor di Bandung

22 Januari 2020   14:20 Diperbarui: 22 Januari 2020   14:26 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: farah.id dan unpad.ac.id

Ditulis pada di Kompas.com 21/01/2020, 19:43 WIB dengan judul "Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D Dilantik Jadi Rektor Perempuan ITB Pertama", Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D terpilih menjadi rektor ke-17 ITB ( Institut Teknologi Bandung) sekaligus menjadi rektor perempuan pertama ITB. Prof. Reini dilantik sebagai Rektor ITB melalui hasil Sidang Terbuka MWA ITB di Aula Barat ITB, Bandung, Senin (20/1/2020). Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) (ITB), Yani Panigoro melantik Prof. Reini sebagai Rektor ITB untuk periode 2020-2025. Acara pelantikan tersebut sekaligus menjadi serah terima jabatan dari Rektor ITB sebelumnya Prof. Kadarsah Suryadi kepada Prof. Reini Wirahadikusumah.

Demikian juga tulisan dan laporan Kompas.com - 06/10/2019, 20:04 WIB  di Kompas.com dengan judul "Mengenal Rina Indiastuti, Rektor Perempuan Pertama Unpad", Prof  Rina Indiastuti. Ph.D terpilih menjadi rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) periode 2019-2024. Ia menjadi rektor perempuan pertama Unpad. "Kebetulan baru sekarang (rektor perempuan). Sesuatu takdir kita tidak bisa berdebat kenapa. Mungkin memang takdirnya begitu," ujar Rina di Bandung, Minggu (6/10/2019). Baca juga: Rina Indiastuti Terpilih Jadi Rektor Unpad secara Aklamasi Rina merupakan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad. Ia lahir di Kediri, 10 Januari 1961. Rina menyelesaikan studi Sarjana Ekonomi di Unpad pada 1984, Magister Manajemen Industri di ITB pada 1989, dan Doktor Ekonomi Industri di Osaka Prefecture University, Jepang, pada 1999. Ia pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Unpad 2009-2012, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi, dan Keuangan pada 2012-2015. Pada 2017-2019, Rina menjadi Sekretaris Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.

Dua wanita Kartini ini membuktikan apa yang disebut dalam tatanan peradaban manusia sebagai pencapain "Humanity Progress". Lalu apa itu "Humanity Progress" dalam kaitan dengan dua PTN terbaik di Indonesia, Bandung dan kontelasi internasional;

Secara umum dua manusia ini adalah manusia pencerahan dari sisi filsafat feminism yang telah mampu mencapi puncak karir pada bidang pendidikan sesuai dengan panggilan hidup yang paripurna, cantik, intelek, dan berwibawa. Dan Prof. Reini Wirahadikusumah adalah manusia golongan darah Biru Sunda keponakan mantan Wapres Umar Wirahadikusumah, dan tentu satu garis darah biru  Prof. Dr. Arifin Wirakusumah, M.Sc. (FEB Unpad) dosen saya sewaktu pendidikan di Bandung. Pada posisi ini kemungkianan besar berlangsung bibit, bobot, bebet, dalam konteks reinkarnasi atau dalam konteks leadership is born, not make;

Sementara ", Prof  Rina Indiastuti. Ph.D merupakan sosok wanita kalem, lembut, dan penuh wibawa, dan sewaktu di Unpad tahun 1996-2003 saya beberapa kali bertemu, dan mengambil matakuliah beliau adalah wanita dengan gaya Indonesia lama [Jawa Kediri]. Bisa diterima semua pihak, menghormati senior, mengayomi bawahan, mendidik mahasiswa dengan cara rigor sehingga memungkinkan beliau menjadi Kartini kekinian dalam ketauladanan emansipasi atau "Humanity Progress" dalam konteks wanita Nusantara; Dan"Humanity Progress"  adalah wujud , inovasi intelektual  pencerahan yang memungkinkan munculnya ide kemajuan dapat ditemukan dalam pemikiran Descartes dan Bacon yang melahirkan dua aliran filosofis utama, Rasionalisme dan Empirisme (kemudian Positivisme Comte). Bahkan jika sekolah-sekolah ini menggunakan metodologi yang berbeda untuk mengakses pengetahuan dan kebenaran bertujuan menempatkan sumber-sumber dengan fakultas akal budi intelektual untuk meningkatkan martabat manusia; Dan "rasionalitas purposive", yaitu  suatu bentuk rasionalitas sarana-tujuan yang ditentukan oleh harapan terhadap  perilaku benda-benda di lingkungan dan manusia lainnya, dan nilai rasionalitas merupakan model berpikir dan teleologis  tindakan yang ditentukan oleh seperangkat keyakinan   perlu dipegang teguh [idiologi pencerahan manusia atau progress]

Ke [1] Tema yang diusung, dan visioner dua punggawa rektor PTN terbaik ini adalah tentang ide "Humanity Progress". Adalah John Stuart Mill (1806--1873), psot kontemporer Comte, mengagumi filosofi sejarahnya yang progresif (Mill 1865, 106) dan berbagi rasa hormatnya terhadap keahlian ilmiah (97).  Dengan berpikir masyarakat yang kuat dan berorientasi ilmiah dapat menjadi demokrasi liberal. Masyarakat seperti itu akan lebih baik mempertahankan keuntungan yang telah dicapai dan memelihara perbaikan lebih lanjut.

Mill mengartikulasikan komitmen kembarnya untuk kemajuan dan demokrasi liberal dalam tulisan-tulisan utamanya, termasuk A System of Logic (1843), Utilitarianisme (1861), On Liberty (1859), dan On Representative Government (1861). Klaim   umat manusia mengalami kemajuan ["Humanity Progress"] berarti utilitas semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kemudian,  pengembangan gagasan mendorong perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Akhirnya, dalam Pemerintahan On Liberty dan On Representative,   mempertimbangkan bagaimana institusi masyarakat dapat memperlambat atau mempercepat pengembangan ideologis. Dan disinilah tugas utama dua wanita sakti melampaui pada Rektor dua PTN di Bandung;

Ke [2] Sejauh gagasan liniernya ["Humanity Progress"], dan Comte atau St Agustinus menyerupai doktrin kemajuan. Tetapi penekanannya pada Kota [Negara]   dengan visi duniawi yang inklusif tentang para ahli teori kemajuan. Seperti yang akan kita lihat, para idiolog  ini lebih mementingkan kemanusiaan sebagai keseluruhan.  Maka tugas dua punggawa Pimpinan PTN ini adalah mewujudkan kemajuan sebagai "kemajuan dari homogenitas struktur ke heterogenitas struktur" dalam struktur budaya Indonesia. Kemajuan terjadi dengan cara "diferensiasi berturut-turut";  kemajuan hanyalah   "setiap kekuatan aktif menghasilkan lebih dari satu perubahan   setiap sebab menghasilkan lebih dari satu efek" . Dan semua fenomena menunjukkan perkembangan yang sama dari yang sederhana hingga yang kompleks karena alasan yang sama yaitu martabat manusia dalam keluhuran Indonesia;

Ke [3]   "Humanity Progress" ada upaya perjuangan umat manusia yang pandangannya  berpengaruh tentang kemajuan umat manusia dalam sejarah sebagai entitas otonom yang kemajuannya mengatasi semua pengalaman buruk sebelumnya, kebodohan, penyakit, dan penderitaan karena ia bergerak menuju pencapaian kesempurnaan yang lebih baik. Yang dalam filsafat oleh  Condorcet, akumulasi data historis dan pengamatan pergerakan konstan umat manusia menuju pengetahuan terbesar kemudian menjadi dasar untuk meramalkan masa depan peradaban, yang pasti akan mengarah pada kenaikan nilai martabat manusia  yang lebih besar. Kemudian  pembangunan sosial adalah proses yang berkesinambungan dan kesatuan yang berjalan melalui serangkaian tahapan yang tetap. Tansformasi yang cepat dari kekuatan-kekuatan produktif dan inovasi teknologi yang konstan bukanlah karakteristik dari setiap masyarakat historis atau hasil refleksi dari masyarakat ideal;

Ke [4] "Humanity Progress" dan kaitan dengan tuntuan pendidikan maka dua punggawa Rektor PTN ini pada akhirnya  pada hakekatnya memiliki kewajiban menampilkan rasionalitas instrumental sejauh   mengadopsi cara yang sesuai untuk tujuannya. Rasionalitas instrumental, dengan hampir semua perhitungan, adalah bagian penting, dan mungkin sangat diperlukan, dari rasionalitas praktis. Maka setiap tindakan, cita-cita harus mempertimbangkan Prinsip Fasilitatif seperti [a] Kebutuhan Seharusnya: [b] Kebutuhan Alasan Kuat: [c] Kebutuhan Lemah Alasan: [c] Kecukupan Seharusnya: [d] Kecukupan Alasan Kuat: [e] Kecukupan Alasan Lemah: sehingga lompatan dua PTN ini menjadi penting dalam kontelasi nasional, dan internasional. Semua alasan bersifat instrumental. Dengan kata lain, alasan untuk setiap tindakan (atau niat) dapat dinyatakan sebagai: tindakan tersebut akan membantu untuk membawa beberapa "akhir," di mana "akhir" dipahami bukan sebagai tindakan, tetapi sebagai suatu keadaan yang berharga atau diinginkan.

Ke [5] Dua PTN di Bandung ini memiliki  peran pada nilai atau  kemajuan. Dan ["Humanity Progress"]  sebagai "kemajuan ke tahap lebih lanjut atau lebih tinggi, atau ke tahap lebih lanjut atau lebih tinggi secara berturut-turut; pertumbuhan; pengembangan, biasanya ke kondisi atau kondisi yang lebih baik; perbaikan  diterapkan terutama pada manifestasi perubahan atau reformasi sosial dan ekonomi;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun