Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ada pada Sang Bayu

18 Januari 2020   22:06 Diperbarui: 18 Januari 2020   22:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta Ada di  Sang Bayu, tapi Sang Bayu Tercemar 

Segala sesuatu ada waktunya  masa yang subur untuk cinta, bahkan kebangkitannya. Cinta ada di udara: Di mana pun Anda melihat, setiap suara mengirimkan pesan  cinta ada di sekitar.

Namun udaranya seringkali terlalu tipis dan berpolusi untuk memungkinkan pengembangan cinta jangka panjang yang mendalam. Ada terlalu banyak bintang sesaat yang menutupi langit yang romantis.

Kelimpahan romantis mungkin terlalu banyak hal yang baik. Ada harga yang harus dibayar karena terlalu banyak pilihan romantis. Salah satu biaya ini adalah bahwa kita cenderung merasa kurang puas dengan opsi yang kita miliki ketika ada banyak pilihan. Ketidakpuasan ini disertai dengan penyesalan atas jalan yang tidak ditempuh. Maka tantangan utama bagi masyarakat kita bukanlah menemukan cinta, tetapi mempertahankannya.

Orang tidak hanya peduli   atau bahkan terutama   tentang masa kini, tetapi juga tentang kemungkinan. Salah satu keunggulan terbesar umat manusia daripada hewan lain adalah kemampuan kita yang lebih besar untuk membayangkan keadaan yang berbeda dari situasi kita saat ini. Kami dirancang untuk membayangkan yang mungkin, jadi tidak mungkin secara manusia untuk mengabaikannya.

Imajinasi memperluas cakrawala kita. Namun, kemampuan untuk membayangkan, yang melepaskan kita dari masa kini, juga mengikat kita pada kemungkinan. Imajinasi adalah pedang bermata dua: itu adalah hadiah, tetapi pedang yang bisa menusuk dalam-dalam.

Dalam dunia romantis, imajinasi memberi kita kemampuan luar biasa untuk menyadari berbagai kemungkinan romantis dan kesempatan untuk mengembangkan diri kita sendiri. Pada saat yang sama, itu dapat mencegah kita menikmati banyak hal romantis kita sendiri. Sebuah dilema utama dalam kehidupan romantis adalah memilih yang mana dari kemungkinan-kemungkinan ini untuk dikejar secara aktif dan mana yang harus dilepaskan. Kapan kita harus puas dengan apa yang kita miliki?

Dalam jangka panjang, kita mungkin menyesal menutup pintu; dalam jangka pendek, kita mungkin berisiko kehilangan apa yang sudah kita miliki. Ketika kita muda, kita biasanya menganggap cakrawala masa depan kita meluas. Seiring bertambahnya usia atau menjadi sakit, cakrawala tampak menyusut. Sementara di usia muda, makna langsung berkaitan dengan opsi eksternal (romantis dan sebaliknya), di usia yang lebih tua, makna langsung cenderung menjadi bagian dari kerangka hidup kita saat ini.

Perbandingan yang mendasari signifikansi emosional meliputi konstruksi mental dari suatu situasi alternatif. Semakin banyak alternatif yang tersedia, yaitu, semakin dekat alternatif yang dibayangkan dengan realitas, semakin intens emosi. Elemen penting dalam emosi adalah, memang, kondisi imajiner "itu bisa saja sebaliknya." Sebuah contoh yang mencerahkan berasal dari penelitian tentang batang tunggal: Ketika waktu penutupan mendekat, pria dan wanita memandang lawan jenis sebagai semakin menarik. Alternatif yang menjulang   kemungkinan pulang sendirian   meningkatkan nilai yang masih tersedia.

Sebuah dilema utama dalam kehidupan romantis adalah memilih kemungkinan untuk mengejar dan yang harus disingkirkan. Kapan kita harus puas dengan apa yang kita miliki? Daya pikat jalan romantis yang digerakkan oleh imajinasi tidak mengambil hambatan yang menantang untuk bahagia dengan apa yang kita miliki   perasaan yang merupakan akar dari cinta yang bertahan lama.

Kehadiran banyak pilihan romantis meningkatkan nilai kepedulian komparatif dalam cinta romantis dan mengurangi nilai kepedulian terhadap keunikan.  Pakar bidang ini membedakan antara dua sikap yang bermakna terhadap kehidupan: (1) bercita-cita untuk menjadi yang terbaik dan (2) bercita-cita untuk meningkat. Dia mengkritik sikap pertama, yang sering dikaitkan dengan daya saing berlebihan, yang melibatkan pencarian tanpa akhir, tidak produktif untuk "yang terbaik," dan memuji yang kedua, yang terkait dengan perkembangan yang berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun