Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Martabat Manusia, dan 4 Pejabat yang Jadi Sasaran Pembunuhan

29 Mei 2019   00:29 Diperbarui: 29 Mei 2019   00:45 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Martabat Manusia, dan "4 Pejabat yang Jadi Sasaran Pembunuhan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com Kompas.com - 28/05/2019, 15:00 WIB dengan judul "4 Pejabat yang Jadi Sasaran Pembunuhan: Wiranto, Luhut, Budi Gunawan, Gories Mere",  Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan empat nama pejabat negara yang menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan oleh enam tersangka yang telah ditangkap. Keempat nama itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere. Hal itu disampaikan Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019). Bagaimana berita ini dikaitkan dengan filsafat moral dan martabat manusia.

dokpri
dokpri
Untuk memahami berita ini saya akan membahas dengan meminjam pemikiran  Immanuel Kant (1724-1804) dianggap sebagai sumber gagasan kontemporer tentang martabat manusia, tetapi konsepsinya tentang martabat manusia dan hubungannya dengan nilai manusia dan persyaratan untuk menghormati orang lain belum dipahami secara luas. Kant on Human Dignity menawarkan studi mendalam. 

Berdasarkan analisis komprehensif dari semua bagian di mana Kant menggunakan istilah 'martabat', serta analisis argumen paling menonjol untuk nilai manusia dalam literatur Kant, buku ini dengan hati-hati memeriksa berbagai cara menafsirkan hubungan. antara martabat, nilai, dan rasa hormat terhadap orang lain. Diperlukan dengan serius Revolusi Copernicus Kant dalam filsafat moral: Kant berpendapat bahwa keharusan moral tidak dapat didasarkan pada nilai-nilai apa pun tanpa menghasilkan heteronomi.

Sebaliknya, keharusan alasanlah yang menentukan apa yang berharga. Persyaratan untuk menghormati semua umat manusia adalah satu keharusan seperti itu. Rasa hormat terhadap manusia tidak mengikuti dari martabat manusia karena ini akan melanggar otonomi tetapi adalah perintah akal tanpa syarat.

Perumusan Kant yang paling tentang martabat manusia adalah status yang menempatkan kehidupan umat manusia di atas segalanya. Formulasi itu memberi tahu  tentang konsepsi Kant secara keseluruhan, selain dari nilai yang dia anggap sebagai kehidupan manusia. Sebagai kajian Kant  lebih dalam ke Dasar untuk Metafisika Moral.

Kant mengembangkan argumen kompleks yang menyatakan semua individu manusia yang otonom memiliki kehendak bebas dari sudut pandang alasan praktis dan oleh karena itu mampu untuk mencapai tujuan independen mandiri. Objek lain di dunia, termasuk hewan non-manusia, tidak memiliki kapasitas ini. Mereka diatur oleh kausalitas material seperti semua fenomena ilmiah murni dan karena itu beroperasi sesuai dengan hukum sebab dan akibat.

Kant berpendapat, manusia rentan terhadap kepercayaan dengan itikad buruk; kita juga hanyalah objek material di dunia, yang diatur oleh hubungan sebab akibat. Tetapi Kant merasa ini tidak akan pernah bisa dibuktikan secara metafisik tanpa tergelincir ke dalam ilusi dan ditolak oleh alasan praktis, yang menegaskan perasaan diri kita sebagai makhluk rasional yang mampu menghendaki tujuan mereka sendiri. 

Keyakinan moral kita hanyalah produk dari lingkungan material kita adalah heteronomi dan harus ditolak. Artinya moral tidak bisa ditukar dengan material apapun juga pada manusia. Kata heteronomi  adalah lawanya adalah Otonomi atau "Autonom" dari bahasa Yunani. Auto = sendiri, nomos = hukum. Maka maksim ini saya sebut sebagai bentuk {"Peraturan Bagi Diri Sendiri"} atau disebut otonomi moral.

Ada alasan penting mengapa Kant ingin menolak heteronomi dan semua kepercayaan yang berafiliasi dengannya. Ini karena Kant percaya   kapasitas transendental untuk menghendaki tujuan kita sendiri adalah alasan utama  bukan hanya objek material di alam semesta yang bebas nilai. Kant membuat argumen radikal dan sangat inovatif; otonomi individu adalah kondisi yang memungkinkan filsafat moral.

Dan Kant, mengakui kebebasan kita untuk mencapai tujuan yang berbeda hanyalah langkah pertama untuk mengenali bentuk rasional, substansi, dan tujuan moral yang harus kita patuhi. Kapasitas untuk menghendaki tujuan kita sendiri adalah inti dari argumen Kant yang lebih luas   alasan praktis, atau moral, menuntut agar kita menyerahkan kehendak kita kepada imperatif kategoris regulatif, mengarahkan tindakan kita sesuai dengan hukum moral keseluruhan dan universal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun