Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Riset Filsafat Ilmu [2]

28 Januari 2019   11:37 Diperbarui: 29 April 2019   00:56 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riset Filsafat Ilmu: Kerangka Pemikiran, Premis, dan Hipotesis  {2}

Untuk menguji Riset Filsafat Ilmu: Kerangka Pemikiran, Premis, dan Hipotesis  ini secara deduksi (secara logik) dan melakukan pengujian secara induksi (empirik) fenomena mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dengan proxy variabel kecerdasan emosional, kepuasan kerja. 

Penelitian Pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility), dengan proxy variabel kecerdasan emosional, kepuasan kerja adalah penelitian Apollo Daito, dkk [2013) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Riset Filsafat Ilmu  harus memiliki Fenomena, diawali kondisi saat ini perusahaan-perusahaan di dunia menghadapi berbagai masalah ekonomi yang makin komplek karena makin langkanya sumberdaya yang tersedia. Roda berputar, dunia bergulir, beradaban dunia terus berubah. Tersebutlah tokoh Pendiri Republik Indonesia, Bung Hatta pada tanggal 8 Agustus 1921 memerlukan waktu 33 hari untuk sampai ke Rotterdam-Belanda Teluk Bayur. 

Kini, hanya memerlukan waktu 11 jam Teluk Bayur Jakarta ke Rotterdam dengan pesawat terbang dan  biaya relatif murah, sehingga dapat dikatakan manusia adalah sebagai pelintas ruang dan waktu. Suatu saat nanti kita akan mengalami untuk menempuh jarak tersebut mungkin hanya perlu beberapa menit atau detik saja, bila teori Enstain dengan rumusan cepatan cahaya bisa di buat manusia dalam bentuk karya maha besar.

Dulu, untuk membeli batik di kota Gede Yogyakarta (tempat) Mas Priyo  Magelang harus berjalan seharian, tapi saat ini transaksi tersebut bisa dilakukan dengan waktu yang bersamaan (penyempitan kesatuan ruang, dan waktu).

Demikianlah fenomena kehidupan manusia, dan jagat raya diawali dengan konsep perubahan (change) pada satu era berganti dengan era selanjutnya. Tidak ada satupun yang abadi, kecuali perubahan. Perubahan dalam ruang, dimensi waktu, dan seterusnya akan berdampak pada semua tatanan kehidupan manusia termasuk negara, organisasi, dan perilaku manusia. 

Perubahan tersebut membawa pada konsekuensi menyatunya semua aspek, pikiran, visi, dan aspek menyeluruh dalam penyempitan peluang, kesempatan, ancaman, untuk menjadi sukses sekaligus membahagiakan lahir batin. Kata Globalisasi (Latin-globus-i/m=bola, dunia, lingkaran atau Inggris globe=dunia), bukanlah sebuah trend baru ekonomi melainkan sebuah sistem yang berkaitan dengan pemadatan atau pergeseran ruang, dan waktu. 

Simpulannya globalisasi berkaitan dengan pemadatan atau pergeseran ruang, dan waktu. Sekali lagi pergeseran tersebut tidak hanya menyangkut materi melainkan juga suasana batin manusia. Globalisasi merupakan interaksi intensif dalam perdagangan atau transaksi keuangan, media dan teknologi. 

Pada dasawarsa 1970-an, porsi perdagangan negara berkembang melonjak 6,6 % menjadi 24,7 % sementara perdagangan valuta asing melonjak lebih  1.000 kali,  1,2 trilyun dollar US per hari (menurut Human Development). Angka-angka tersebut memperlihatkan lonjakan interaksi, cara hidup, rasa, pola pikir serta tindakan manusia sejagad. 

Hal itu secara langsung menandai pergeseran arti masyarakat  hanya sebatas negara atau bangsa menjadi mendunia. Dengan adanya pernyataan globalisasi, tujuan organisasi yaitu menciptakan kekayaan. Pada dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan perusahaan adalah penciptaan kekayaan, dan kemakmuran bersama, karena itu organisasi dapat dikatakan sebagai institusi sebagai pencipta kekayaan (wealth-creating institution) dan kebahagian orang terbanyak atau kemakmuran bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun