NAMA : BAIQ RISMAYATI
KE
NAMA : BAIQ RISMAYATI
KELAS : 6B
NIM :E1B114006
EMAIL :rismayatibaiq@gmail.com
Kompasiana : baiqrismayati
PEREMPUAN PISUKE PEMBANGUN DESA
Berbicara mengenai wanita,setelah zaman emansipasi wanita pada zaman kartini wanita mulai di akui keberadaannya dalam hal politik,ekonomi dan bahkan sedikit demi sedikit mempunyai peranan,fungsi dan tanggung jawab yang sama seperti laki-laki meskipun di tempat tertentu ada beberapa yang tidak menyamakan derajat perempuan dan laki-laki dan juga banyak permasalahan yang menyebabkan terjadinya bias gender antara laki-laki dan budaya salah satunya adalah budaya,di daerah tertentu tradisi yang merupakan bagian dari budaya lebih memandang perempuan sebagai makhluk yang memang harus di batasi peran dan fungsinya bahkan seringkali terjadi perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam hal pembangunan kesejahteraan sosial,masyarakat dan bahkan hak politik bagi kaum perempuan contoh nya dalam tidak sedikit di dalam desa tertentu perempuan tidak boleh terjun dan ikut andil dalam partisipasi politik seperti calon legislative
kita tidak menilai sejauh mana perempuan bisa member kemajuan terhadap suatu pembangunan namun kita akan berbicara mengenai bagaimana wanita dapat mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki dan bisa membangun suatu pembangunan tertentu untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat karena di tempat tertentu yang masih lekat dengan tradisi dan adat masih membatasi peran dan fungsi perempuan dalam hal pendidikan dan bahkan berkarir sekalipun.Â
Mengapa perempuan tidak bisa memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki,pertanyaan yang cukup mudah untuk di jawab bagi kaum perempuan,jawabannya adalah perempuan harus berani dan tegas meyakinkan dirinya sendiri bahwa siapa pun dan apapun bahkan tradisi sekalipun tidak bisa membuat perempuan harus berhenti untuk bercita-cita. Keberanian saja tidak cukup namun disini perlu usaha keras agar cita-cita permpuan di desa,kota,Indonesia atau belahan dunia manapun untuk memenuhi keinginan mereka untuk memilik kesetaraan dalam kehidupan. Salah satu tradisi yang membatasi wanita untuk berkaya dan menjadi pendongkrak bagi kaum laki-laki adalah tradisi merarik dini(pernikahan dini) dengan pisuke.