Mohon tunggu...
Lyfe

Menulis itu Berperang

21 Juli 2017   09:08 Diperbarui: 21 Juli 2017   09:26 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menulis itu mungkin bagi sebagian orang yang sudah terbiasa menulis adalah sesuatu perkara yang mudah. Namun, bagi para penulis pemula, menulis merupakan sebuah perjuangan layaknya sedang berada di medan perang. Kenapa saya mengatakan menulis itu layaknya berperang? Karena menurut beberapa orang yang baru menulis atau sedang belajar menulis, menulis itu butuh konsentrasi yang tinggi dan butuh waktu yang lama. Dunia kata begitu kompleks jika kita tidak mengetahui caranya. Merangkai kata itu tidak semudah berbicara. 

Banyak orang yang pandai berbicara, jago speaking, namun ketika disuruh menulis tentang apa yang dikatakannya sungguhlah sulit, bahkan sampai memakan waktu berjam-jam sampai berhari-hari untuk merangkai kata hingga kata mengikat makna. Dan makna kata tersebut bisa tersampaikan kepada para pembaca. Jadi, menulis itu sebuah keterampilan (skill) bukan gen bawaan dari lahir. Seseorang menjadi terampil jika ia sering berlatih terus menerus sehingga menjadi sebuah habitus yang menyenangkan. Menulis harus tanpa tekanan dan siksaan begitulah yang diungkapkan oleh Prof. Ngainun Naim dalam bahasan bukunya Proses Kreatif Penulisan Akademik. 

Bisa Anda bayangkan ketika Anda sedang menulis satu tema tertentu, untuk memulai kata atau kalimat pada paragraf pertama sungguh sulit bukan? Hal ini dulu pernah saya alami ketika baru belajar untuk menulis. Kenapa banyak orang masih bingung mau nulis apa di kata dalam paragraf pertama tulisannya? Karena ia minim sekali bahan bacaan. Ya, menulis itu harus dibekali dengan bahan bacaan yang banyak. Saya bisa ilustrasikan ketika Anda ingin berperang, apa yang Anda persiapkan sebelum Anda berperang? 

Tentunya mempersiapkan mental dan raga serta berbagai amunisi (peluru/anak panah atau lain sebagainya) dan berbagai strategi untuk menang di medan perang bukan? Nah, begitu pula dengan menulis. Menulis harus memiliki bekal yang banyak, dalam hal ini otak harus dipenuhi dengan berbagai asupan nutrisi buku-buku bacaan yang berkualitas, bisa melalui buku cetak, buku digital, artikel, majalah, koran, dan lain sebagainya. Ketika asupan nutrisi baccan kita sudah banyak bahkan meluap-luap maka untuk memulai menulis pada kalimat pertama pastilah akan terasa lebih mudah. 

Bagaimana sih supaya menulis kata atau kalimat pertama itu biar lebih mudah? Coba Anda labrak saja dulu, keluarkan seluruh apa yang ada dipikiran Anda, tuliskan saja tanpa jedah, tidak usah memperhatikan kesalahan pengetikannya, tuangkan segala ide Anda dalam tulisan dan tenggelamkan diri Anda dalam imajinasi dunia yang Anda ciptakan. Jangan coba menulis sambil mengedit, karena kalau itu Anda lakukan Anda tidak bisa menjadi penulis. Bagaimana tidak, menulis sambil mengedit bisa dipastikan tulisan yang Anda tuliskan tidak akan pernah sampai pada garis finish. 

Menulis dihapus, menulis dihapus, dan seterusnya. Tulisan Anda tidak akan pernah selesai, karena ketika Anda mengedit sambil menulis akan menimbulkan berbagai persepsi yang membuat Anda semakin bingung dan pusing tujuh keliling. Dan pada akhirnya Anda menyerah dan putus asa, dirundung stress dan depresi yang semakin membuat Anda mengurungkan niat untuk menulis.

So, menulis itu butuh perjuangan yang tidak mudah kawan! Menulislah dengan penuh ketekunan dan keyakinan. Tulis saja apa yang sedang Anda alami. Tuangkan seluruh unek-unek Anda ke dalam tulisan. Gerakan jemarimu pada toots-toots laptop/komputer yang ada di hadapan Anda. Tenangkan diri Anda, manajemenlah diri Anda karena kemampuan mengelola diri merupakan strategi jitu untuk menghasilakn tulisan yang berkualitas dan bermakna bagi para pembaca. Jadi, tunggu apalagi, menulislah dengan hati namun tetap berhati-hati. Karena kesalahan dalam penulisan akan membuat dampak yang begitu besar. 

Oleh karena itu, sebelum Anda yakin dengan semua tulisan yang Anda tuliskan, cek and ricek dulu, diedit dulu. Ups, ada yang kelupaan, ketika Anda sudah selesai menuliskan seluruh gagasan yang ada di kepala Anda, jangan langsung diedit pada waktu yang bersamaan. Tutuplah laptop Anda dan refreshinglah sejenak beberapa jam kemudian barulah Anda membuka laptop Anda dan mulai mengedit tulisan yang telah Anda tulis tadi. Baca ulang tulisan yang sudah selesai Anda tuliskan, perbaiki keslahan pengetikan, perbagus gaya bahasa dan diksi, sehingga tulisan Anda bisa semakin renyah untuk dikonsumsi oleh pembaca.

 Sekian. Salam Pejuang Pena! 

#MA#ProvokatorMenulis*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun