Rahasia Conte Menjuarai EPL bersama Chelsea

Bulan Mei adalah bulan berahirnya kompetisi liga-liga top eropa yang diantaranya seperti liga Jerman,Itali,Spanyol dan yang tentunya liga yang paling bergengsi yaitu liga inggris. dan dari masing-masing ligga itu menghasilkan juara yaitu Bayer Munich keluar sebagai juara dari Bundes Liga, Juventus juara Seri A, Real Madrid juara Laliga dan Chelsea sebagai juara EPL. 

Liga inggris atau England Premier League adalah liga yaga yang paling populer dan tentunya paling menarik karena terjadinya persaingan yang ketat, banyak pemain bintang bermain di sana, dan tentu saja yang paling sepesial dimusim ini adalah berlabuhnya pelatih-pelatih top ke klub-klub EPL seperti Pep Guardiola yang menukangi Mencehester City, Jurgen Klopp bersama Liverpool, dan Antonio Conte bersama Chelsea.

Dari musim 2016/2017 ini keluarlah Chelsea sebagai team juara padahal di musim sebelumnya Chelsea teseok-seok dan finis di papan tengah yang saat itu masih ditukangi oleh Jose Mourinho kemudian dipecat dan diteruskan oleh Gus Hiding selama setengah musim. Namun dimusim ini Chelsea kembali menemukan performa  terbaiknya setelah ditangani oleh Antonio Conte. 

Pada awal kepelatihannya Antonio Conte masih belum menemukan formasi yang cocok dimainkan oleh Chelsea, sang menegerpun terus berinipasi hingga pada akhirnya menggunkan pormasi 3-4-3-1 yang terus memberikan kemenangan bagi Chelsea hingga akhir juara. Namun bukan itu saja yang menjadi rahasia Chelsea juara musim ini tapi juga melainkan berkat dari pelatih yang bertangan dingin yaitu Antonio Conte yang berhasih menggunakan pendeketan secara intern kepada setiap pemain dan staf-staf kepelatihan sehingga semuanya baik pemain ataupun staf kepelatihan sama-sama berkerja keras untuk menjadi juara. 

Keberhasilan sang meneger melakukan pendekatan secara intern kepada semua pemain ini sangat terlihat karena mampu mengubah watak keras dan suka membuat ulah dari seteraiker utama Chelsea yaitu Diego Costa. Yang dimana sebelumnya Costa sering sekali menghasilkan kartu karena mudah emosi sehingga merugikan club pada musim lalu namun pada musim ini emosinya sudah dapat terkontrol dan tidak pernah bikinn ulah lagi.