Mohon tunggu...
Bagaskara Shanta
Bagaskara Shanta Mohon Tunggu... -

Lahir di Cirebon, Jawa Barat. Menulis untuk pencerahan diri sendiri dan orang lain. Mencari kebenaran melalui tulisan. Mendambakan keadilan tanpa kekerasan. Sampai kapan? Entahlah.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Jalan Pribadi Unik

6 November 2013   00:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:32 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEBUAH pesan singkat masuk ke ponselku: Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun... Telah wafat sahabt/teman kita Bahroni Bin Mastar pada Selasa pagi, di Indramayu. Mohon doanya kawan-kawan/sahabat untuk beliau. Semoga amal ibadahnya Alloh SWT terima. Amin.

Saya tidak tahu nomor siapa yang mengirim kabar duka itu. Tetapi yang jelas saya benar-benar terkejut tatkala membaca pesan singkat tersebut. Rasanya tidak mungkin seorang sahabat yang mahabaik tiba-tiba pergi begitu saja, rasanya mustahil sosok yang begitu banyak memberi kenangan kepada keluarga saya itu meninggal sedemikian cepat dalam usia yang relatif sangat muda.

Tiba-tiba ingatan saya terbang ke masa bertahun silam. Saat itu seorang Bahroni Bin Mastar belum terjun total sebagai praktisi supranatural dan metafisika.

“Mas Bagaskara, do’ain saya supaya sukses ya? Pokoknya kalau nanti saya bisa jadi orang sukses, insya Allah, saya ora bakal lupa sama Mas Bagaskara...” kata Bahroni Bin Mastar dengan logat Dermayon yang khas.

“Beres, Mas Bahroni. Nanti akan aku do’akan sampeyan siang dan malam. Tapi jangan sampai lupa pada janji ya, kalau sukses nanti?” selorohku pada laki-laki berkulit putih bersih itu. Padahal, dalam hati, boro-boro mendo’akan orang lain, berdoa untuk diri sendiri saja saya sangat jarang. Kecuali kalau sedang diterjang masalah, barulah saya nungging-nungging sampai nangis-nangis segala minta bantuan Allah SWT!

Alhasil, tidak kurang dari dua tahun saya dengar Bahroni Bin Mastar sudah dikenal hingga mancanegara. Penggemar dunia metafisika dan supranatural konon banyak berguru kepada dia. Hal itu tidak lepas dari segala keilmuan yang dimiliki oleh Bahroni Bin Mastar. Namun di balik semua keilmuan yang dimilikinya, ternyata ada satu “penyakit” yang kronis mengidap dalam dirinya, yakni dia paling malas membuat artikel/tulisan untuk majalah tempatnya bekerja. Dia paling ogah membuat draft iklan dirinya di majalah tertentu. Semua itu dia serahkan kepada “asisten pribadi” yaitu Ki Mawan Suganda.

“Saya sering membuatkan konsep iklan dia, termasuk mengedit tulisan yang akan dia kirim ke majalah,” ujar Ki Mawan Suganda yang juga nyaris tidak percaya Bahroni Bin Mastar tutup usia. Kebiasaan unik Bahroni Bin Mastar itulah yang kian mengeratkan hubungan saya, Ki Mawan Suganda, Ki Agus Siswanto, keluarga besar Majalah Misteri, dan rekan-rekan lain dengan dia.!

Selamat jalan sahabat! Apapun yang terjadi pada dirimu, tetap engkaulah orang yang paling beruntung. Karena engkau yang bisa lebih dulu bertemu dengan Penciptamu, sementara kami semua masih menunggu giliran. Entah kapan! (*)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun