Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Temanku, Cinta Adalah Impian Yang Butuh Perjuangan Panjang

5 Juli 2011   18:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:54 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_122190" align="alignleft" width="259" caption="Ilustrasi/Google"][/caption] Menemukan dirimu yang kini bersamaku adalah perjuangan tanpa henti. Ibarat seorang pejuang yang telah sekian lama ingin bangsanya terbebas dari belenggu penjajahan dan kini setelah kemerdekaan dirasakan seakan semua pengorbanan yang telah didedikasikan sekian lama dengan segala nyawa sebagai taruhannya pastilah sangat bergembira, terharu, dan merasa bahagia sekali. Begitulah kini yang kurasakan setelah menemukan dirimu setelah berlari kesana kemari, dari sebuah tempat yang dekat hingga ke tempat yang tak mungkin mampu dijangkau orang lain. Kau kini hadir begitu indah. Bahkan keindahanmu tak pernah kubayangkan sama sekali sebelumnya akhirnya bisa kudapatkan. Begitulah sebait ilustrasi yang merupakan perjalanan panjang menemukan Cinta. Perjuangan tanpa mengenal lelah dalam upaya mendapatkan Cinta bukanlah cerita biasa semudah menghisap jempol tangan kita. Banyak kesulitan sebagai bagian dari proses yang harus dilalui onak durinya. Air mata seakan tak pernah berhenti meski jutaan sekaan dilakukan. Perih dan ngilu rasanya bila luka yang belum sembuh dilukai kembali dan dipaksakan berdarah. Inilah bentuk dari pengorbanan seorang manusia sejati, pejuang tanpa henti di muka Bumi yang selalu berlari, bangun kembali bila terjatuh, dan berlari lagi. Untuk apa harus berhenti bila impian yang ingin dikejar ada di depan mata? Dan mungkin duri yang ada dihadapan kita itu adalah duri terakhir yang menjadi penghalang sebelum sampai pada tujuan yang ingin dicapai yaitu Cinta. Mengapa harus takut menginjaknya? [caption id="attachment_122191" align="aligncenter" width="259" caption="Ilustrasi/Google"]

13104489251165037550
13104489251165037550
[/caption] Temanku, sulit sekali memenuhi hati dengan kegembiraan. Aku tak pernah membantah itu. Namun, tak ada keindahan sejati tanpa kerja keras. Takkan pernah hadir Cinta seperti yang kau harapkan bila keluhan, umpatan kekecewaan, dan menghukum diri sendiri dengan menganggapnya tak mampu itu terus kau lakukan. Segeralah bangkit dari tidur panjangmu selama ini untuk kembali berlari menemukan Cinta. Hidup tanpa Cinta tak mudah, bukan?!! Cinta adalah impian yang butuh perjuangan panjang. Tak percaya??! Duh!!! Coba tanyakan temanmu yang berhasil menemukan Cinta itu. Apakah mudah menemukan Cinta? Jika ia mudah, tak ada berita televisi yang mengabarkan seorang mahasiswi ditemukan gantung diri dalam kamar kosnya. Dan jika Cinta itu mudah, tak ada kuli tinta yang memberitahukan kita lewat beritanya seorang Ayah beranak tiga ditemukan tak bernyawa setelah minum racun serangga. Dan kalau memang mendapatkan Cinta itu semudah membalikkan telapak tangan, maka tak akan ada tulisan-tulisan picisan yang menggambarkan keinginan besar mendapatkan Cinta, hingga ada kata-kata "menunggu janda" itu. [caption id="attachment_122193" align="aligncenter" width="259" caption="Ilustrasi/Google"]
13104489872026644496
13104489872026644496
[/caption] Cinta adalah impian yang tak sekedar cukup butuh semangat besar dalam upaya meraihnya. Apa artinya semangat berkobar dan mengangkasa bahkan kolosal bila tak pernah ada upaya menemukannya? Tetap saja Cinta adalah Impian yang butuh pengorbanan besar untuk bisa dibawa pulang dalam kehidupan dunia yang singkat ini. Cinta pada sesama, Cinta pada makhluk di sekitar kita, dan terakhir adalah Cinta menemukanNya untuk bekal menghadapi pengadilan akhirat. Bila tak bisa temukan Cinta itu selama kita hidup di dunia ini, maka Neraka dengan bahan bakar utamanya diri kita dan bebatuan akan setia membakar dan membuat Anda abadi di dalamnya. Semoga berkenan dan memenuhi harapanmu temanku. Salam Kompasiana.[BA]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun