Mohon tunggu...
Arbi Sabi Syah
Arbi Sabi Syah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis Komparatif.id

Jurnalis Komparatif.id dan Kreator Konten Media Sosial Blockchain.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sebuah Pendapat Bebas Tentang Pelacur

11 Juni 2012   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin bicara singka tentang "pelacur".  Anda kaget? Tunggu dulu! Anda tak perlu kaget dan tak perlu mengerutkan dahi Anda. Dan jangan dulu menduga macam-macam. Atau, jika Anda sudah terlanjur menduga-duga sesuatu tentang saya sebelum membaca catatan harian ini, maka terserah Anda ingin mendeskripsikan saya bagaimana. Anda bebas memberikan penilaian. Meskipun, hanya saya yang paling mengerti dan tahu persis bagaimana saya; bukan Anda! Begitu pun sebaliknya, kan?!?

Ini hanyalah catatan harian saya setelah mendengar beberapa orang teman dekat membincangan topik tentang bisnis pelacuran di Negeri ini. Pendapat bebas saya ini bisa Anda anggap tak berbentuk karena alasan yang menggarisbawahinya sama sekali tak tepat. Sekali lagi, Anda bebas berpendapat. Negara kita adalah negera demokrasi yang menghormati pendapat banyak orang, kan??!

Duhhh!!! Ngerutkan dahi lagi, ya?!? Saya hanya meminta Anda berpikir sejenak di dalam hati Anda setalah membaca dengan teliti setiap kata dalam paragraf yang saya tulis di bawah ini;

Menurut pendapat saya, ada 3 (tiga) tipe pelacur di dunia ini;
1. Menjadi Pelacur karena sengaja melacurkan dirinya ke dalam bisnis esek-esek. Alasannya karena ingin adanya pelampiasan hasrat seksual. Ini tipe yang langka karena hanya sebagian kecil saja yang masuk tipe ini pertama ini. Istilah lembutnya adalah pelacur terhormat yang tidak semata-mata melacur karena kebutuhan materi. Tapi lebih kepada pemenuhan keinginan atau hasrat (baca;libido) yang terlalu tinggi. Tak layak juga sih dengan cara seperti ini karena pemenuhan hasrat itu bisa ditempuh dengan cara halal yaitu ikatan pernikahan.

2. Menjadi Pelacur karena dilacurkan orang lain atau terjebak dalam lembah hitam kehidupan malam. Bisa juga disebut dia mengalami kecelakaan moral yang tak diharapkan. Tiba-tiba dia sudah menjadi pelacur.

3.Mereka yang terpaksa menjadi pelacur karena alasan klasik bernama pemenuha kebuthan sehari-hari. Himpitan persolan hidup yang sangat berat. Walaupun, sungguh tak bijak menjadikan pelacur sebagai profesi untuk alasan apapun!

Manakah dari ketiga jenis Pelacur itu yang benar-benar profesional? Adakah pelacur yang bermoral di dunia ini? Apakah pelacur-pelacur itu memasang tarif tertentu krn terjamin barang dagangannya bagus?

Jika pertanyaan saya demikian,Anda layak melemparkan saya sebuah pertanyaan dasar; "apakah pelacur itu termasuk pekerja?" Saya akan menjawab; "Ya. Pekerja Seks Komersial (PSK). Komersial karena ada biaya yang harus dikeluarkan pengguna jasa mereka".

Dan kini giliran saya yang bertanya, "Apakah PSK termasuk pekerja? Apakah itu sebuah profesi yang harus diakui?

Dan jika kedua jawaban itu Anda jawab "ya", maka saya akan kembali bertanya, "Adakah sebuah lembaga/perusahan/badan pemerintahan resmi di sebuah Negara yg mempekerjakan para PSK???

Jika ada, maka para pemberi kerja itu wajib melindungi mereksa dengan asuransi kesehatan, tunjangan transportasi, dan juga berhak mendapatkan Jaminan hari tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun