Mohon tunggu...
Saikhunal Azhar
Saikhunal Azhar Mohon Tunggu... lainnya -

Penulis akan mati, tapi karyanya akan tetap abadi. karena itu menulislah untuk kebahagiaanmu di akhirat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Kebiasaan Membaca dan Menulis Setiap Hari

7 April 2016   10:11 Diperbarui: 7 April 2016   10:29 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tulisan sebelumnya saya menulis tentang “Mengikat Makna” (baca: membaca dan menulis)  sebagai terapi menberdayakan diri. Nah, pada tulisan ini sebenarnya saya ingin lebih menajamkan lagi, bagaimana sih terapi itu bisa dilaksanakan. Kali ini, saya ingin membahas maksud kata terapi tersebut supaya lebih aplikatif, mudah dilaksanakan oleh siapa saja.

Membaca dan Menulis, dilhat dari kata-nya sebenarnya sudah bisa dibayangkan apa makna yang ada di dalamnya. Maksud saya tidak membutuhkan penafsiran yang lebih jauh. Semua orang pasti tahu bahwa membaca, ya mengeja huruf, memahami kata atau kalimat dan menangkap maksud atau makna yang disampaikan dalam kalimat tersebut. Begitupun menulis, semua orang tahu bahwa menulis, ya mengeluarkan isi pikiran, maksud atau makna yang berada dalam pikiran kita untuk dituangkan ke dalam kata-kata atau kalimat. Sederhana, tidak ada hal yang luar biasa dari kata Membaca dan Menulis. Namun melaksanakannya yang menurut banyak orang, susahnya luar biasa. Bahkan menurut data UNESCO pada tahun 2012, di Iindonesia rata-rata hanya terdapat satu orang yang membaca buku dari seribu penduduk yang ada.

Saya menduga, rendahnya budaya membaca dan menulis ini berhubungan dengan kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari. Kebiasaan yang dilakukan setiap individu (perorangan) lama-lama akan menjadi kebiasaan kolektif (masyarakat). Ya, kebiasaan yang tidak membiasakan membaca dan menulis sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Tidak hanya Anda, saya pun pernah mengalami masa-masa di mana membaca dan menulis bukanlah hal yang penting bagi saya. Yang lebih penting itu ya, bekerja yang cepat menghasilkan uang, pemikiran saya ketika itu. Sehingga praktis saya tidak menggerakkan diri saya untuk membaca dan menulis, karena saya pikir untuk apa?. Pendapat saya mungkin benar pada saat itu, namun setelah mengalami pergulatan pemikiran yang panjang, saya kemudian menyadari bahwa pendapat saya itu ternyata perlu diubah pada saat ini. Hal ini saya sadari setelah saya menemukan sederet fakta dalam hidup saya, bahwa membaca dan menulis memang tidak menghasilkan uang. Akan tetapi dengan membaca dan menulis, saya merasa hidup saya lebih bergairah dan dari situ saya bisa mendapatkan uang lebih banyak dari yang saya kira sebelumnya. Mengapa? Karena saya kemudian mengetahui banyak hal yang menginspirasi dan kemudian mengubah haluan hidup saya. Lebih tepatnya, menurut saya membaca dan menulis itu pertama-tama akan memperkaya pengetahuan saya, sehingga saya merasa lebih bergairah. Gairah inilah yang kemudian menjadikan hidup saya lebih berdaya. Sehingga saya bisa melakukan hal-hal baru di luar biasanya. Dari sini kemudian saya menyadari  pentingnya membaca dan menulis sekaligus sebagai kebiasaan yang tidak terpisahkan dalam hidup saya.

Jadi kebiasaan kita memang sangat terkait erat dengan paradigma yang kita miliki. Seperti telah saya sampaikan pada tulisan yang lain tentang pentingnya membangun paradigma yang memberdayakan, kali ini barangkali perlu saya singgung lagi bahwa mengubah paradigma itu memang perlu untuk mengubah kebiasaan kita supaya lebih positif. Kebiasaan yang positif menurut saya adalah kebiasaan yang memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap hidup kita.

Ini sama halnya dengan paradigma saya tentang pentingnya berolah raga, lebih tepatnya olah raga bersepeda. Dulu, saya sempat berpendapat bahwa olah raga bersepeda hanya membuang-buang waktu, tidak banyak manfaat yang saya peroleh. Pendapat saya ini kemudian menggerakkan diri saya untuk tidak melakukan olah raga bersepeda. Namun kemudian saya mengalami problem kesehatan, badan rasanya cepat letih padahal saya tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Selain itu pencernaan juga sering mengalami problem tidak lancar, dan macam-macam keluhan lainnya. Kemudian pada suatu kesempatan beberapa orang di komplek tempat saya tinggal berkumpul, dan mengobrolkan tentang hal-hal yang saya alami. Dari situ kemudian ada salah satu orang yang sudah rutin melakukan olah raga bersepeda, mengusulkan bagaimana kalau kita membuat klub bersepeda setiap hari minggu. Karena menurut testimoni teman saya tersebut, semenjak melakukan olah raga bersepeda ia merasakan kondisi fisiknya lebih bugar dan merasa lebih sehat. Singkat cerita akhirnya disepakati, setiap hari minggu kami melakukan olah raga bersepeda. Sampai saat ini sudah hampir satu tahun lebih kami melakukan olah raga tersebut. Awalnya berat sekali, bahkan ketika baru sekali mengikuti kegiatan itu sempat terpikirkan untuk berhenti sampai di sini saja.  Namun saya terus dimotivasi oleh teman-teman saya selain dari dalam diri saya juga memiliki keinginan untuk hidup sehat tanpa obat. Ternyata memang benar bahwa, olah raga bersepeda yang saya lakukan secara rutin itu kini memberikan banyak perubahan dalam memperbaiki kualitas kesehatan badan saya. Keluhan yang sebelumnya sempat saya rasakan kini benar-benar sudah hilang. Olah raga bersepeda kini sudah saya jadikan kebiasaan yang rutin dilaksanakan setiap hari minggu. Inilah terapi kesehatan yang saya ciptakan, sederhana namun kalau dibiasakan secara rutin tetap ada hasilnya.

Nah, cerita saya tersebut kiranya sama dengan kasus kita bersama, membaca dan menulis. Memang sebuah awal yang berat kalau kita melakukan membaca dan menulis. Bagaimana supaya hal itu bisa dilakukan dengan enjoy dan tidak berat? Jawabannya menuryt saya tidak lain kecuali membiasakan diri membaca dan menulis itu. Pertama-tama mungkin Anda harus mengubah paradigma terlebih dahulu. Ubahlah cara pandang Anda tentang kegiatan membaca dan menulis.

Menurut Stephen Covey, untuk mencapai kebiasaan yang efektif diperlukan paradigma yang utuh dan benar. Paradigma menurut Covey adalah cara seseorang memandang sesuatu, pandangannya, kerangka acuannya, atau keyakinannya. Paradigma seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut bertindak. Paradigma yang negatif akan menghambat sesorang, dan paradigma yang positif akan membangkitkan yang terbaik dalam diri seseorang. Sean Covey, putra Stephen Covey, mengibaratkan paradigma itu seperti kacamata. Apabila seseorang tidak mempunyai paradigma yang lengkap tentang diri sendiri atau kehidupan pada umumnya, itu seperti seseorang yang mengenakan kacamata yang keliru ukurannya. Lensanya akan mempengaruhi bagaimana seseorang itu melihat segalanya. Akibatnya yang ia dapatkan adalah apa yang ia lihat. 

Dari paradigma tersebut, kebiasaan dalam hidup kita akan diciptakan. Karena sesuatu yang kita yakini sebagai benar, manfaat dan menyenangkan tentu dalam melaksanakannya enjoy. Jadi, bangunlah paradigma Anda tentang menulis dan membaca itu. Bangunlah keyakinan dalam diri Anda, bahwa membaca dan menulis adalah kegiatan yang  benar, manfaat dan menyenangkan. Setelah keyakinan  ini tertanam dalam diri Anda, langkah kemudian susunlah sebuah rencana. Ya rencana yang mengatur jadwal Anda supaya bisa membaca dan menulis secara rutin, setiap hari dalam hidup Anda. Tidak perlu lama-lama, cukup 20 menit atau setengah jam saja, sesuai dengan waktu yang sudah Anda jadwalkan. Dan semua itu tentunya harus dilakukan secara nyaman dan menyenangkan.

Lakukanlah setiap hari, sehingga membentuk seperti sebuah kebiasaan yang tidak perlu digerakkan. Seperti halnya Anda mandi, kalau sudah waktunya secara otomatis maka Anda akan bergegas mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Demiak pula membaca dan menulis, jika sudah terbiasa Anda pasti akan melakukannya tanpa beban. Pada awalnya memang Anda harus terus menjaga agar kebiasaan yang sengaja diciptakan ini dapat terus dilaksanakan. Namun dalam jangka waktu tertentu, ketika kebiasaan itu sudah benar-benar menjadi gaya hidup Anda tak perlu bersusah payah menjaganya untuk memastikan bahwa kebiasaan itu dapat terus dilaksanakan. Jadi, pada awalnya memang kebiasaan harus kita bentuk, namun pada waktunya nanti justru kebiasaan itulah yang akan  membentuk diri kita.

Membaca dan Menulislah setiap hari, meskipun hanya satu kalimat. Setelah agak terbiasa, volume yang Anda baca dan tulis akan bertambah dengan sendirinya tanpa Anda menentukan berapa lembar buku yang dibaca dan berapa banyak paragraf yang ditulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun