Mohon tunggu...
Ayub Abdillah
Ayub Abdillah Mohon Tunggu... Atlet - Enjoy

Aman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asmara Masa SMA, Bolehkah Guru BK Menjadi Orang Ketiga?

7 Oktober 2019   13:31 Diperbarui: 7 Oktober 2019   13:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: hellosehat.com

Kata orang-orang sih masa SMA merupakan masa yang paling indah dalam fase kehidupan. Masa di mana dianggap oleh orang-orang sekitar mulai beranjak dewasa, sehingga boleh melakukan apa saja yang disukai serta mulai lebih mengenal dunia pergaulan. Namun di sisi lain pun masa ini juga masih belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa, karena pada masa ini kebanyakan mereka belum bekerja dan belum memiliki tanggung jawab secara penuh terhadap dirinya maupun orang lain. Bahkan pada masa ini mereka masih menjadi tanggung jawab dari orang tua masing-masing.

Urusan asmara pun tak luput dari masa ini, bahkan sejajar dengan kata SMA itu sendiri. Jam istirahat ataupun pelajaran ekstrakurikuler mungkin menjadi waktu-waktu yang akan selalu ditunggu oleh mereka yang akan memaksimalkan urusan asmaranya, entah dengan teman sekelasnya ataupun CDR (Class Distance Relationship). Tingkatan asmara masa SMA pun sudah mulai naik derajat, dari yang tadinya ketika SMP hanya sebatas cinta monyet, namun pada masa ini sudah mulai mengenal apa itu komitmen.

Hubungan, apapun itu pasti akan ada keretakan yang menghiasinya, entah kecil ataupun besar retakan dan gesekan itu, pastilah terjadi. Begitupun masaalah hubungan asmara anak SMA yang sangat mudah sekali retak dan rapuh. Apalagi di masa SMA itulah masa dimana seseorang masih sangat labil dalam setiap keputusan yang dibuat. Karena sejatinya pada masa itu juga seseorang mencari jati diri yang sesungguhnya.

Lalu siapakah yang akan bertanggung jawab dalam menemani masa-masa labil anak SMA? Apakah mereka bisa menyelesaikan masalahnya secara mandiri? Bagaimana jikalau seperti broken heart dalam asmara mereka sampai berdampak pada proses belajar mereka? Tentu hal ini bukanlah hal sepele yang dipandang setengah sebelah mata. Peran guru selain orang tua sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah seperti ini.

Guru BK adalah orang yang paling tepat dalam menangani masalah asmara anak SMA. Mungkin pernyataan tersebut terdengar sangat absurd dan awkward. Seakan-akan Guru BK terlalu mencampuri urusan pribadi seseorang, walaupun mereka hanyalah anak SMA. Seolah-olah menjadi "Orang Ketiga" dalam hubungan asmara. Namun, begitulah kenyataan yang seharusnya ditinjau dari salah satu tujuan hadirnya Bimbingan dan Konseling di lembaga pendidikan formal.

Dalam Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, disebutkan bahwa tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/konseling agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.

Di dalam Permendikbud tersebut terdapat tujuan BK yang salah satunya ialah mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya yang mencakup berbagai aspek yang salah satunya ialah aspek sosial. 

Jelas sekali bahwa hubungan asmara merupakan salah satu bentuk ranah sosial terhadapa lingkungannya. Ketika terjadi keretakan ataupun gangguan dalam ranah sosial, maka hal itu perlu dibenahi. Salah satu fungsi Guru BK ialah mendampingi dan membantu menyelesaikan masalah peserta didik dimana mereka masih sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. 

Mungkin bagi sebagian siswa bisa secara mandiri untuk menyelesaikan masalah asmara mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan bantuan orang lain, baik teman, orang tua ataupun guru mereka. Namun bagaimana jikalau ada seorang peserta didik yang sangat sulit untuk menyelesaikan masalah mereka, bukan karena rumitnya masalah tersebut. 

Tapi karena ia tidak terbiasa dengan problem solving, ataupun karena masalah tersebut (hubungan asmara) berhubungan dengan orang lain sehingga ia tidak percaya diri, atau dengan permasalahan-permasalahan lainnya sehingga ia tidak bisa menyelesaikannya dengan baik. 

Akibat dari ketidakmampuannya dalam menyelesaikan masalah itu, bisa jadi berimbas kepada proses belajarnya, ataupun bahkan trauma terhadap sosialisasi dengan lingkungannya. Tentu ini bukanlah suatu hal yang diharapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun