Mohon tunggu...
Ayu Anita
Ayu Anita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjaga Tradisi Toleransi Antar Sesama

16 Juni 2017   07:55 Diperbarui: 16 Juni 2017   08:46 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Toleran - pgi.ori.d

Seperti kita tahu, Indonesia terdiri dari banyak suku. Dan konsekwensinya masing-masing suku mempunyai adat istiadat dan budaya yang berbeda-beda. Dalam perbedaan itu, kita dituntut untuk bisa hidup berdampingan dengan orang-orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Dan tentu saja, keanekaragaman budaya dan agama serta toleransi menjadi sebuah keharusan di Indonesia. Artinya, masyarakat Indonesia harus siap hidup dalam perbedaan.

Banyak contoh yang bisa dijadikan pembelajaran bersama. Di Nusa Tenggara Timur misalnya. Pemkab Kupang membangun enam tempat ibadah di satu lokasi, di kelurahan Naibonat, kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Dan tempat ini kemudian disebut kampung toleransi. Enam rumah ibadah yang dibangun secara berdampingan tersebut diantara rumah ibdah untuk agama Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu dan Islam.

Kampung toleransi juga bisa kita lihat ditempat lain. Toleransi juga bisa kita lihat di desa adat Tuka, Bali, dimana mayoritas penduduknya beragama Katolik. Warga yang mempunyai keyakinan berbeda ini, saling bantu membangu ketika ada masyarakat yang merayakan Galungan, Kuningan atau Natal. Toleransi juga terlihat begitu kuat di Gang Ruhana, Paledang, kecamatan Lengkong, kota Bandung. Di gang tersebut berdiri Vihara Girimetta sejak 1946. Yang menarik, di depan vihara tersebut berdiri masjid Al Amanah sejak 2014 lalu. Dan masyarakat setempat, juga bisa hidup berdampingan dalam keberagaman.

Fakta diatas merupakan bukti, bahwa toleransi antar umat beragama merupakan tradisi yang sudah ada di masyarakat kita sejak dulu. Lalu, kenapa saat ini masih saja ada pihak-pihak yang ingin toleransi itu terganggu. Tindakan intoleransi masih begitu nyata di sekitar kita. Bahkan, meski memasuki bulan Ramadan, aksi persekusi sempat terjadi. Pelaku terus melakukan perburuan terhadap orang-orang yang dianggap menghina pimpinan salah satu ormas. Sebelumnya juga masih banyak terjadi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Ada yang tidak bisa beribadah di tempat ibadahnya sendiri, ada yang memilih beribadah di jalan, ada yang didiskriminasi karena memilih keyakinan yang berbeda, dan masih banyak lagi contoh kekerasan agama. Lalu, dimana toleransi seperti yang telah diajarkan para pendahulu?

Seperti kita tahu, mayoritas masyarakat di Indonesia beragama Islam. Dan Islam sendiri mengajarkan toleransi. Sikap toleransi ini semestinya bisa diimplementasikan dalam setiap perilaku. Dalam Al Quran sendiri menegaskan agar diantara kita menghilangkan kebencian antar sesama. “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Maidah ayat 8).

Jika umat Islam yang mayoritas, serta semua masyarakat bisa bersikap toleransi, tentu kedamaian di negeri ini akan mudah tercipta. Tidak ada ada lagi kebencian, persekusi, ataupun tindak kekerasan atas nama apapun.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun