Mohon tunggu...
Ayu Anita
Ayu Anita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menggugah Kaum Muda Menjadi Generasi Damai

18 Mei 2017   07:06 Diperbarui: 18 Mei 2017   07:33 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemuda Indonesia - http://patriotgaruda.com

20 Mei sering kita peringati sebagai hari kebangkitan nasional. Pada saat itulah, generasi muda telah berhasil mendorong keberagaman menjadi satu, bersama merebut kemerdekaan. Sekarang, kita bukan hidup di era merebut kemerdekaan, tapi kita hidup di era mempertahankan kemerdekaan. Lalu, apa yang dilakukan selama mengisi kemerdekaan ini? Indonesia telah 71 tahun merdeka. Jika selama itu tidak diisi dengan hal-hal yang berkontribusi positif buat negara, sungguh sangat disayangkan apa yang dilakukan oleh generasi penerusnya.

Kini, di era mengisi kemerdekaan ini, berbagai persoalan terus muncul. Isu intoleransi, radikalisme dan terorisme terus bermunculan. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengisi kemerdekaan ini. Seperti kita tahu, meski Indonesia berkembang menjadi negara yang toleran, faktanya memang banyak organisasi intoleran yang terus bermunculan sejak republik ini merdeka. Tidak menutup kemungkinan pula, bahwa organisasi radikal ini juga mempunyai ribuan anggota. Tapi, fakta yang tidak bisa dibantah pula, bahwa organisasi-organisasi itu tidak pernah terlibat dalam upaya merebut kemerdekaan. Justru NU dan Muhammadiyah yang berkontribusi positif sejak Indonesia merdeka, tidak pernah mengajarkan intoleransi.

Jika kita paham mengenai sejarah, tentunya kita tidak akan mengikuti dan terpengaruh oleh propaganda radikalisme tadi. Namun jika generasi yang ada saat ini tidak melengkapi dirinya dengan ilmu pengetahuan dan kecerdasan, akan mudah berubah menjadi generasi yang labil. Generasi yang labih akan mudah sekali, dipengaruhi dan terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan. Dan ironisnya, informasi menyesatkan itu banyak yang sengaja dimunculkan, untuk membuat kegamangan di level masyarakat. Pada saat masyarakat gamang inilah, pengaruh-pengaruh ideologi dari luar masuk. Sebut saja seperti ideologi khilafah yang saat ini ramai jadi perbincangan, setelah pemerintah akan membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia.

Fakta diatas menunjukkan, ancaman atau gangguan masih saja menggerus Indonesia. Dan kita, para generasi muda, hidup didalamnya. Akankah generasi muda saat ini menjadi generasi yang apatis? Yang pasif? Atau sebaliknya, menjadi generasi yang aktif untuk menyelamatkan republik ini dari berbagai gangguan? Mari kita renungkan bersama. Kita lahir dan besar di Indonesia. Sudah sejauh apakah yang telah kita kontribusikan kepada negeri ini? Jika selama ini kita tumbuh menjadi generasi yang labil, saatnya berubah. Saatnya menjadi generasi yang cerdas, yang mempunyai paham kebangsaan sekaligus tetap menjadi generasi yang religius dan toleran.

Mari kita jadikan 20 Mei, sebagai momentum untuk membangkitkan kesadaran kaum muda. Jika 20 Mei 1998 generasi muda telah berhasil menorehkan reformasi, apa yang harus dilakukan saat ini? Karena itulah, mari kita terus dorong semangat kebangsaan ini melalui profesi kita masing-masing. Jika kita masih menuntut ilmu, maka tuntutlah ilmu dengan baik. Carilah ilmu yang bisa memberikan manfaat buat masyarakat luas. Jika kita sudah bekerja, maka bekerjalah untuk kemslahatan umat. Dan jika kita masyarakat biasa, jadilah masyarakat yang gemar menyebarkan pesan damai, agar kebencian yang sempat menyelimuti sebagian masyarakat kita, bisa mereda. Ingat, generasi muda merupakan generasi penerus. Apa yang akan terjadi pada negeri ini kedepan, akan sangat tergangung pada generasi mudanya.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun