Mohon tunggu...
Agung Wibawanto
Agung Wibawanto Mohon Tunggu... -

Tidak semua orang bisa menjadi penulis hebat, namun seorang penulis hebat bisa berasal dari mana saja... Saya selalu meyakini itu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebelum Memilih, Kenali Dulu Tipe Pemimpinmu

19 Januari 2017   11:05 Diperbarui: 19 Januari 2017   11:30 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://baildonmethodists.org/

Untuk mengatakan mana pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik ataupun buruk, maka setiap orang berhak menentukan ukurannya masing-masing. Yang perlu diketahui bahwa banyak jenis pemimpin yang ada dengan tuntutan gaya kepemimpinan masing-masing. Ada pemimpin dalam keluarga, perkantoran, sekolah, perusahaan, sosial, politik, TNI/Polri, pemerintahan dan sebagainya. Bisa jadi kita tidak membuat ukuran ataupun standar yang sama untuk semua jenis pemimpin dan gaya kepemimpinan.

Berdasar Kepribadian

Namun kita pun bisa mengenal gaya kepemimpinan dari beberapa hal. Hal pertama yang biasanya langsung bisa dilihat adalah soal kepribadian ataupun kebiasaannya, apakah bertipe seorang motivator, fasilitator ataupun inspirator. Pemimpin bertipe motivator cenderung suka dan pandai berbicara, mau mendengarkan, selalu memberi dorongan dan semangat, melimpahkan wewenang, namun agak menjaga jarak dan kurang aplikatif. Orang sering mengatakan hanya pandai berbicara dan membuat konsep, sementara semua tanggungjawab operasionalnya dibebankan kepada bawahan.

Tipe fasilitator adalah pemimpin yang mau mempersiapkan segala hal teknis yang dibutuhkan bawahan, mempercayai kemampuan bawahan, mendengarkan, mendampingi dan mengarahkan, tujuan utamanya adalah bagaimana bawahan dapat bekerja dengan baik dan berhasil. Secara emosi dekat dengan bawahan dan sistemnya sangat demokratis. Kelemahan tipe fasilitator menjadikan dirinya mentolerir banyak hal termasuk semua keinginan bawahan, pada akhirnya ia kerap ragu atau tidak tegas di setiap mengambil keputusan. Ia cenderung tidak tegaan karena empati yang tinggi.

Tipe berikutnya adalah inspirator. Pemimpin dengan tipe seperti ini biasanya tidak terlalu memikirkan soal citra diri. Baginya yang utama adalah melakukan tugas/pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Tipe pekerja keras dan tidak terlalu banyak kata-kata, namun sangat inovatif. Meski masih mau mendengarkan namun secara pribadi sesungguhnya agak sensitif. Ia lebih meyenangi ketenangan selama bekerja dan kadang asyik dengan pikiran dan ide-idenya sendiri. Tidak peduli orang mau bilang apa, ia melakukan saja apa yang dianggapnya baik dan benar. Menggerakan melalui apa yang dibuat, bukan apa yang dikatakan.    

Berdasar Kelompok Aktivitas

Selain soal kebiasaan (kepribadian), gaya kepemimpinan seorang pemimpin juga bisa dilihat posisi di mana pemimpin itu berada dan kepemimpinan itu dijalankan. Secara umum ada tiga jenis kepemimpinan berdasar kelompok aktivitasnya, yakni: kepemimpinan yang populis, administratif, dan komando. Kelompok di mana seorang pemimpin itu memimpin, telah membentuk beberapa kesamaan di antara orang-orang yang terlibat di dalamnya.  

Misalkan organisasi politik yang melibatkan orang secara massal, maka pemimpin yang tepat untuk organisasi ini adalah yang bergaya populis (informal, tidak ada batas, partisipatif, empati, dll). Sedangkan institusi yang lebih memfokuskan kepada penataan administrasi (contoh, perkantoran, perusahaan atau sejenis lembaga pengarsipan lainnya), melibatkan sedikit orang yang memiliki keahlian khusus, maka gaya kepemimpinan administratif yang tepat untuk memimpinnya (ciri: disiplin, tertib, teliti, formal, dsb). Dan organisasi kemiliteran lebih tepat dipimpin oleh pemimpin yang memiliki gaya komando (ciri-ciri: tegas, disiplin, tidak kompromi, dll).

Berdasar Pengambilan Keputusan

Dalam hal pengambilan keputusan dan pelimpahan wewenang (pendelegasian) juga dapat dibedakan jenis kepemimpinan sebagai berikut: (a) kepemimpinan otokratik, memiliki rasa tanggungjawab yang besar, cenderung perfeksionis, menjaga kerahasiaan dan tidak terlalu beranggapan bahwa orang lain atau bawahan dapat berhasil dalam menjalankan tugas; (b) kepemimpinan partisipatif, selalu melibatkan orang lain untuk memberi masukan sebelum mengambil keputusan akhir, memberi kebebasan bagi pengembangan diri bawahannya; (c) kepemimpinan ’free rein’, mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan dan menyerahkan tanggungjawab pelaksanaan tugas kepada bawahan, melaksankan punish and reward.  

Pengambilan keputusan ini juga berkait dengan bagaimana model pengelolaan organisasinya, terutama soal menentukan perencanaan dan tujuan, atau yang sering diistilahkan pula dengan agenda. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi memang tidak harus selalu menyampaikan seluruh rencana dan tujuannya secara detail kepada bawahan. Biasanya yang disampaikan sekedar perencanaan umum dan tujuan antaranya saja. Kondisi ini bisa dimaklumi karena pemimpin memikul tanggungjawab yang lebih berat dibanding bawahan, dan segala resiko harus ditanggung pemimpin sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun