Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cerita Biasa Saja pada Suatu Ketika

9 Januari 2020   09:12 Diperbarui: 9 Januari 2020   09:14 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cinta itu satu
Dua jiwa satu rasa
Rasa yang menyatu bersatu

Namanya Rhie, sudah tidak muda lagi. Postur cukup tinggi, ideal untuk ukuran seorang laki-laki yang bukan lelaki masa kini. Termasuk pribadi yang bisa dibilang baik hati, tidak suka unjuk gigi. Seorang pribadi yang mempunyai hobi berkreasi mencoba mencipta karya seni berupa Puisi.

Dia bernama Mha, seorang wanita cukup usia yang jelas belumlah paruh baya. Tipikal setia yang pernah punya cita-cita menjadi seorang ksatria. Sedari muda tomboy, tapi sekarang sudah kembali ke fitrahnya menjadi seorang wanita dengan tutur kata menggoda, yang tentunya bisa membuat banyak pria sukarela untuk jatuh cinta, lalu jatuh bangun karenanya.

Rhie dan Mha mempunyai hobi dan profesi yang sama, mereka berdua menggeluti bidang yang berhubungan dengan dunia tulis-menulis. Rhie cukup handal membuat Puisi, sedangkan Mha terlihat lebih mencintai Cerpen juga Novel.

"Mha, kapan kita ada proyek berdua membuat cerita?"

"Sebentar lagi, sabar." Jawab Mha.

"Kita masih saja bekerja sendiri-sendiri, padahal seharusnya kita bisa bekerja sama menjahit satu rangkaian cerita."

"Sebentar lagi, sabar." Jawaban Mha yang masih sama.

"Tapi kan, kita juga punya proyek yang lain. Hanya kita berdua tanpa ada siapapun."

"Iya Rhie, saya tau dan paham. Santai saja." Jawaban Mha dengan kata yang berbeda dari jawaban yang sebelumnya.

"Mha.. kamu yakin bahwa kita memang bisa bersanding bersama dalam sebuah ikatan yang akan mempunyai nilai istimewa?"

"Yakin dong, kita berdua dipertemukan. Ini semua bukan hanya sekedar kebetulan semata, ada tujuan tertentu yang memang akan bisa mendamaikan, menentramkan, juga tentunya membahagiakan kita berdua. Ini semua adalah suratan namanya." Jawaban Mha begitu meyakinkan, Rhie terdiam tanpa gumam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun