seorang akademisi profesional, apabila mengangkat statment awal apapun itu akan tetap dipertahankan, ibarat ia tau jatidirinya sebagai wujud statment tersebut. ia tidak akan goyah meski banyak yang mencaci, kritik keras satu sudut yang diutarakannya bagai mata pisau yang tajam, walaupun demikian bukan berarti ia tidak mentelaah dan menanalisis terlebih dahulu, bahkan semua singgungan untuk delik tak kan bisa menjebaknya.
semua wujud kata didapatnya dari proses, pengalaman dan berfikir tanpa mengesampingkan kesadaran "gaweten". pengembangan dan penjabaran dari kata tersebut yang dianggap paling pas, banyak hambatan, banyak cibiran namun ia tetap fokus melangkah.
kemudian pertanyaan muncul, kenapa kamu tidak pro saja, kenapa selalu kontra ?
jawaban yang pas menurutnya namun tidak diungkapkan adalah jatidiri saya sebagai pengkontra, jawaban yang muncul dari mulutnya yaitu menurut pemikiran saya memang demikian.
pernyataan yang pro akan mempermudah hidup kita, namun jika kita suka yang kontra maka hidup akan menantang, layaknya panjat tebing atau mendaki gunung.
salam kritikus pembangun negeri.
***
bpn, 02.11.18
awan hitam,