Mohon tunggu...
Awalus Shoim
Awalus Shoim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Merasakan, melihat dan berfikir.. Egosentris adalah nafsu dan ambisi, "Sosialita mungkin sebuah kebutuhan"!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cakrawala Mindset Pancasila dan Komunisme

26 September 2017   14:26 Diperbarui: 26 September 2017   20:07 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila dan komunis kita fahami adalah dua ideologi dan sikap yang berbeda dan bertolak belakang dan masing masing kita bisa ulas banyak literatur dan filosofi ideologi tersebut di banyak buku dan artikel.

Dan bersikap terhadap komunisme bukan menisbatkan dan apresiasi dan pembelaan pada 32 tahun Soeharto dengan segala hegemoni, intrik kekuasaan dan otoriterianisnya.

Beda judul bahasan menyamakan kebaikan dan kesejukan saat kita mengharap kedamaian dan ketenangan. Namun dalam suasana sekitar, indikasi dan bukti ada upaya masif dalam stigma pada anti komunisme juga propaganda yang mendistorsi esensi pesan kejadian penyiksaan dan pembunuhan para Jenderal dan ulama. Sama saat kita mengalami ancaman dari luar tentunya reaksi dan eskalasi sebagai sebuah nilai nilai kepatutan dari negara yang beragama dan berkeyakinan pada Tuhan yang maha Esa.

Dan gerakan anti komunisme terlepas dari kooptasi politik, kita masyarakat tidak berkepentingan kalau ada elite politik atau birokrasi mengambil peluang keuntungan dari peringatan 30 September ini. Yang jelas keuntungan utama yang bisa semua elemen bangsa dapat adalah mematahkan agitasi~hasutan dan pengaruh dari "penggeseran kebiadaban PKI dan sejarah kelam bangsa ini", menjadi, "simpati PKI bukan pelaku dan PKI adalah korban". Logika edan yang di bolak balik, siapa berbuat siapa biadab siapa terjerat .

Respon peringatan nasional ini wujud imunitas kita sebagai sebuah bangsa yang katanya Pancasila, dan inilah refleksi reaksinya. G30 S/PKI adalah sensifitas yg akan terus terjaga, karena transformasi informasinya begitu kuat di setiap keluarga Indonesia, Bapak Ibu pada anak dan cucunya.

Komunis kini pun punya banyak wajah, bahkan mereinkarnasi dari lawan bebuyutannya yaitu kapitalis, dia bisa bermuka lembut populis namun represif pada rakyat, dia bisa bermuka madu susu namun mencekik menenggelamkan pada keterpurukan ekonomi.

Terkait film Arifin C Noor, tentang penggambaran peristiwa G 30S /PKI adalah sebuah dokumen story terlepas ada subyektifitas, yaa semua film punya pesan yang mau disampaikan. Belakangan mencoba dengan gaya gaya milenial, haahaa sebagaimna ulasan dari banyak pendapat, okelah generasi Z atau KPop ini di anggap cerdas, baiklah coba "sok bijak" menjaga anti tontonan kekerasan (padahal anak2 kita tanpa kontrol berselancar dalam game2 keras dan vandalis). Yaah cerdas tapi miskin sense of be longing together (perasaan akan hidup lama bersama2) cerdas tapi asosial (tingkat kepedulian yg lemah). Akan mengurangi esensi pesan, gestur, mimik dan warna dokumentasi alam dan suasana yang mau disampaikan, dan bisa jadi di buat terkesan ringan dan santai, justru semua suasana ketegangan dan kekejaman, lifistyle termasuk sosial ekonomi kala itu terwakili dari film Arifin C Noor ini.

Forgiven but not forgetten-G30 S/PKI nyata upaya coup de etats.


#sayaIndonesiasayapancasilasayaantikomuniskapitalis.
Meminjam menguji jargon itu ya sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun