Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jerman Berpeluang Ikuti Jejak Real Madrid

5 Juli 2017   13:16 Diperbarui: 28 Juli 2017   09:16 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gilabola.com

Der Panzer dapat membungkam dunia kala berhasil memenangkan piala konfederasi bersama tim b mereka, pemain seperti Neuer,Sane,Boateng,Hummels,Ozil,Kross,Khedira,Gomez dan Mueller tidak dipanggil untuk mengikuti ajang ini. 

Eksperimen Joachim loew berbuah hasil, pelatih hebat ini dapat mempoles anak muda roda der panzer menjadi monster dalam ajang ini, mereka dapat mengalahkan jawara Copa America yakni Chile di babak final meskipun golnya berasal dari blunder bek Chile, Marcelo Diaz. Draxler berhasil memimpin teman-temannya ke takhta jawara. 

Nampaknya kini warga dan pencinta sepakbola di Jerman tidak perlu cemas memikirkan nasib mereka di piala dunia yang akan datang, pelatih Joachim loew tidak sia-sia melakukan sebuah perombakan squad dalam ajang ini, selain memberikan jam terbang kepada pemain muda, der-Panzer sudah memiliki tabungan dan benih-benih tanda kejayaan sepakbola di masa yang akan datang. 

Benua eropa memang tempatnya kita bisa melihat bibit-bibit pemain muda yang berbakat, namun jika ingin melihat yang paling teruji? cukup datang saja ke Jerman. Selain menjawarai piala confederasi, Jerman muda juga berhasil mengalahkan La-Furia-Roja yang memiliki pemain muda dengan kemampuan individual yang luar biasa. Permainan tim Jerman muda sangat terbukti bisa mengalahkan tim Spanyol yang memiliki pemain berkelas dan namanya tidak asing lagi seperti Asensio,Deufeleu,Saul,Bellerin,Denis,Ceballos dll. 

Soal sejarah sih, bukan hal yang mengenaskan bagi Jerman, tim yang dijuluki roda der panzer dan tim dengan mental juara terbesar di Eropa ini telah berhasil menjuarai turnamen piala dunia sebanyak 4 kali. Tahun 2014, roda der panzer berhasil mengalahkan Albiceleste dengan skor 1-0 lewat gol Mario Gotze, namun uniknya pada masa itu, squad timnas Jerman kebanyakan didominasi oleh pemain berpengalaman seperti Neuer,Hummels,Boateng,Thomas Mueller,Gotze,Schweinsteiger dll. Sedangkan dari squad muda ada nama Julian Draxler,Jonas Hector dan Joshua kimmich. 

Pemain veteran dan berpengalaman Jerman kayaknya tidak akan cemas meninggalkan roda der panzer dan siap membimbing generasi muda mendominasi sepakbola sama seperti mereka. Sepakbola akan terus berganti masa, satu-per-satu pemain akan meninggalkan timnasnya dan menggantungkan sepatu, inilah yang menjadi pikiran yang menghantui Joachim Loew,apa yang dilakukan pelatih berkembangsaan Jerman ini? yah ia melakukan sebuah eksperimen fantastis dan menyulap squad muda Jerman menjadi squad superstar yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Dampak positif dari berhasilnya generasi muda Jerman ini, mereka dapat membangun momentum menuju gelar piala dunia, dan pelatih Joachim Loew tidak usah berpikir keras dalam memilih pemain dan mencari pelapis yang baik. Kepercayaan Loew juga sangat tinggi kepada pemain ini dan yah hasil tidak pernah mengkhianati usaha, pemain muda Jerman juga tidak membuang kepercayaan loew dan membalasnya dengan mengantarkan Jerman menjuarai turnamen piala konfederasi dengan total full squad Jerman muda. 

Pada Euro 2016 tahun lalu, banyak dari kita yang berfikir bahwa kejayaan Jerman telah mengenai End-Of-The-Line atau sudah masuk dalam tanda akhir kejayaan. Karena setiap generasi emas pasti berlalu dan satu-per-satu meninggalkan timnas. Begitu pula dengan generasi fantastis Jerman yang berhasil membawa der-panzer menjuarai piala dunia 2014. Pada ajang Euro Jerman dapat menembus babak semifinal namun pada akhirnya mereka takluk lewat 2 gol striker maut Prancis yakni Antoan Griezmann. 

Jerman memang terkenal dengan adidaya sepakbolanya,dan kini Jerman boleh dibilang dimana generasi emas terbentuk dan dibudidayakan oleh Jerman, kejayaan memang ada batasnya namun kini kata-kata tersebut bisa saja tidak berlaku lagi bagai Jerman. Mungkin memang kejayaan dipergilirkan tetapi setidaknya Jerman sudah memiliki persiapan sebelum badai menerjang, seperti memiliki pedang sebelum peperangan besar-besaran dimulai. Dengan pemain muda yang mumpuni, tugas Jerman sangat muda tinggal membudidayakannya. 

Melihat situasi seperti ini kita seakan-akan teringat dengan raksasa klub dari Spanyol yakni Real Madrid. Tim ini tidak mengenal lagi apa yan dibilang era keemasan, kenapa karena hampir setiap era mereka selalu tampil fantastis dan era tersebut selalu menjadi milik mereka. Dijuluki tim terbaik 1 abad, Real memang boleh dibilang sebagai tim paling konsisten didunia, manajemen yang baik dan uang berlimpah, mereka selalu berburuh pemain di jendela transfer, namun kini pelatih Zizou telah mengubah filosofi Real Madrid menjadi membudidayakan pemain muda,dari Castilla (akademi sepakbola Real Madrid). 

Bukan hanya Real Madrid, rivalnya yakni Barcelona juga berawal dari sebuah pengelolaan pemain yang baik. Taktik tiki-taka yang dicetuskan oleh Johan Cruyff, dan juga munculnya pemain muda seperti Messi,Xavi,Iniesta,Puyol,Busquets dll, terimakasih kepada Johan Cruyyf. 3 Alumni dari akademi ini pernah menguasai podium Ballon-dor di tahun 2010. Seluruh kejayaan memiliki masa dan penyebab, begitu-pula dengan Jerman. Mulai dari jaman Beckenbauer,Gerd Mueller,Karl Heinz Rummenige,Bierhoff,Oliver Kahn,Thomas Mueller dan kini memasuki era dan generasi baru yang dipimpin oleh Draxler yang kini bermain di klub Paris Saint Germain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun