"Gosip tidak penting!" begitu pendapat kebanyakan orang. Karena alasan inilah orang-orang yang berpendapat demikian tidak mau bergosip. Menurut mereka, gosip hanya membuang-buang waktu!Â
Siapa bilang gosip tidak penting? Siapa bilang bergosip hanya membuang-buang waktu? Berikut ini saya paparkan beberapa hal yang menjelaskan bahwa gosip itu penting dan tidak membuang-buang waktu, antara lain:
1. Gosip membuka tabir jati diri kita dan orang lain
Gosip dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gosip positif dan gosip negatif. Pembedaan ini mengacu pada sifat dan informasi yang digosipkan. Gosip positif bersifat konstruktif yaitu segala informasi yang tidak bernuansa character assassin. Gosip positif itu memperbaiki dan membangun. Misalnya informasi tentang kebijakan baru dalam suatu organisasi yang akan digulirkan, dsb.
Sementara itu, gosip negatif adalah segala informasi yang berpotensi mempermalukan atau bahkan membunuh karakter orang lain. Itu sebabnya gosip negatif bersifat destruktif. Contohnya membicarakan perilaku buruk rekan kerja, dsb.Â
Jati diri seseorang dapat dengan mudah diketahui dari kebiasaannya bergosip. Manakala seseorang mencodongkan kebiasaannya pada gosip negatif, ia adalah orang yang patut diwaspadai. Jangan lupa ungkapan ini: "orang yang biasa membicarakan orang lain di depan Anda merupakan orang yang juga membicarakan Anda di belakang Anda."Â
Sebaliknya, jika seseorang tertarik bahkan terbiasa menggosipkan hal-hal yang positif, ia adalah orang yang patut didekati. "Orang baik", kata orang pada umumnya. Â
2. Gosip menghantarkan informasi baru
Faktanya, suatu peristiwa baik yang positif maupun negatif dengan cepat diketahui banyak orang melalui gosip. Dalam hal ini biasa disimbolisasi dengan "kabar angin" "kabar burung", atau "katanya".Â
3. Gosip merupakan proses manajerial
Dalam organisasi-organisasi para pemimpin memanfaatkan gosip untuk mengetahui respon para staffnya terhadap suatu kebijakan baru yang akan digulirkan. Dengan mengetahui respon para staff lebih awal, para pemimpin dapat meninjau kembali kebijakan yang hendak digulirkan demi kondusifnya organisasi yang mereka pimpin.Â