Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari PRT hingga Rektor

14 Mei 2019   17:02 Diperbarui: 14 Mei 2019   17:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertumbuhan dan perkembanngan anak manusia yang memerlukan bimbingan orang dewasa, selalu dalam praksis menjadi permasalan tersendiri didalam keluarga maupun diantara para pendidik. Nativisme berpendapat bahwa potensi sejak lahir saja yang menentukan perkembangan anak hingga dewasa, lingkungan tidak dapat merubahnya. Tetapi Empirisme menjelaskan bahwa manusia sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan alam sekitarnya. Sementara saya setuju dengan pendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya sangat menentukan perkembangan manusia. Demikian aliran pendidikan Konvergensi, dan pandangan Islam yang percaya bahwa manusia diberikan Allah, fitrah sebagai bawaan dari lahir tetapi tetap memerlukan proses interaksi yang dinamis dari lingkungan.

Proses interaksi dinamis dari lingkungan menurut pemahaman saya terutama proses yang melibatkan anakmanusia itu sehingga menjadi baginya suatu pengalaman. Artinya manusia itu sungguh mengalami, melibatkan diri sadar tidak sadar dalam peristiwa kehidupannya. Sebab apabila tidak demikian peristiwa sekitar anak manusia itu hanya akan dilupakan dan menjadi peristiwa kebetulan saja.

Sekali waktu saya terlibat pada satu dua diskusi kecil dengan isteri. Pembantu Rumah Tangga (PRT) kami yang sudah membantu kami lebih dari 20 tahun dan seumur anak sulung kami datang kerja pagi-pagi dengan membawa cucunya. PRT itu ibu dengan dua anak perempuan. Keduanya telah dewasa dan keduanya hampir bersamaan saat ini sudah mendapatkan anak-anak,dan cucu bagi PRT kami itu. 

Kami membahas perbedaan si sulung dan si bungsu dari anak-anak PRT kami itu. Perangai si sulung yang kurang peduli dan perangaisi bungsu yang punya kepedulian besar pada lingkungannya tetapi juga cukup bertahan kemanjaannya. Kami (saya & isteri) setuju bahwa bagaimana perangai-perangai ibu-ibu muda itu berdampak jauh pada cara mereka mengasuh anak-anak mereka. 

Anak si Sulung tidak segera pandai berbicara sementara anak Si Bungsu cepat pinter omong kendati belum bisa jelas ucapannya tetapi perbendaraan katanya menunjukkan perkembangan yang kadang mengejutkan. Sementara kemanjaan Si Bungsu membuat neneknya si anak sangat sering dengansuka atau tidak terpaksa banyak ikut mengasuhnya. Kami menilai dari banyaknya dialog dengan pengasuh anak itu cepat bisa berbicara.

Selanjutnya ketika pembahasan tentang anak PRT kami ini saya ceritakan di WA kepada teman saya, kasusnya menjadi agak melebar. Teman saya menjadi sedikit tersinggung ketika dia teringat bahwa dia disaat kanak-kanak sungguh menjadi anak asuh PRT keluarga besarnya. Dia bilang: "Saya memang anaknya Simbok yang saya sangat sayang karena ayah bunda semua sibuk bekerja untuk keluarga besar kami". (Simbok yang dimaksud adalah PRT/babysiter). 

Saya menghiburnya bahwa kita jangan melihat derajat PRT, tetapi lihat orangnya dan pengaruhnya, bila positip ya bersyukurlah, bila negatip setelah dewasa kita bisa mengkoreksi. Sebab dalam keluarga orang tua penulis sendiri juga tidak lepas dari peran "Simbok" pengasuh anak/bayi, bahkan simbok kami menggendong semua saudara tua penulis, sampai kakak tertua penulis berkeluarga dan simbok itu mengasuh kemanakan penulis yang tidak sedikit jumlahnya. Memang simbok yang setia dan menyayangi kanak-kanak. Itulah situasi zaman nya, masih akan berlanjutkah budaya itu.?

Bahwa pengasuhan anak-anak tidak sepenuhnya ada di tangan ortu, saya kira lebih menjadi perhatian pengamat budaya keluarga. Tetapi bagaimana dampak dari pengaruh lingkungan itu dapat kita ambil pelajaran, inilah yang lebih penting. Proses interaksi dinamis dari lingkungan perlu di refleksi untuk kita tidak dirugikan tetapi justru bisa mengambil pelajaran yang membuat kita berfikir positip.

Sebuah artikel pernah memaparkan bagaimana anak sulung dianggap mempunyai peluang serba prima karena ortunya biasanya selalu memberi perhatian penuh. Dan diandaikan karena itu lahirnya pun mendapat fasilitas sepenuh persiapan keluarga baru itu di permulaannya dibangun. Anak sulung diandaikan berpeluang belajar lebih cepat. Sementara itu si bungsu sebenarnya berpeluang panjang untuk bermanjakan diri, baik dari ortu maupun kakak2nya. Memang masuk akal menjadikan dia menjadi lebih ekpresif, bebas berceloteh, dan mungkin ekstrovert pula nantinya.

Keuntungan si bungsu pula bahwa dia terbiasa menunggu giliran setelah kakak2nya. Itu mendidik dia lebih bisa sabar, bahkan mungkin belajar bersifat mampu cuek, lepas peduli situasi.. Di samping itu dia juga bisa menjadi perhatian saudara2nya menjadi kegembiraan keluarga besarnya. Mungkin juga bisa menjadi "pelawak" di tengah mereka. Hal-hal tersebut mau melukiskan bagaimana proses dinamis itu membuat terbentuknya sifat seseorang yang dibangun dari zaman kediniannya dalam hidup seseorang.

Membicarakan bahan paparan orang, seperti juga membaca riwayat hidup orang terkenal, atau juga membaca kesaksian orang lain tentang apapun boleh dikata seperti film yang kurang jelas. Semacam itu sepertinya alam kekaburan atau potongan kejadian yang membutuhkan pengolahan dan bantuan imaginasi pembaca untuk memperoleh kesan seutuhnya. Padahal pembelajaran yang mengena apabila gambaran-gambaran itu menjadi seperti Peristiwa yang dialami sendiri atau sekurangnya pembaca yang ada ditengah peristiwa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun