Mohon tunggu...
Asmari Rahman
Asmari Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

MEMBACA sebanyak mungkin, MENULIS seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekelumit Kisah di Balik Lagu Fatwa Pujangga

22 Maret 2016   21:43 Diperbarui: 22 September 2017   11:09 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Fatwa Pujangga, S. Effendi"][/caption]

Dalam perjalanan pulang kerumah, aku menikmati dendangan lagu-lagu Melayu yang disiarkan oleh salah satu stasiun Radio FM. Sederetan lagu-lagu populer tempo dulu mengalun dengan indahnya, membuat hati merasa terhibur dan pikiranku kembali surut kebelakang, mengenang masa-masa lalu yang penuh kenangan.

Diantara sekian lagu yang mengudara disore itu, salah satunya yang mengusik pikiranku adalah lagu Fatwa Pujangga ciptaan S. Effendi yang dilantunkan oleh Victor Hutabarat. Lagu yang pernah populer diera 60an ini menyimpan sebuah kisah yang tak banya diketahui publik.

Alkisah, dimasa – masa jayanya, S. Effendi banyak menerima surat dari para penggemarnya, sebagaimana lazimnya isi surat penggemar tentulah berisikan pujian dan sanjungan, konon kabarnya S. Effendi, sang penyanyi yang tenar tapi rendah hati itu selalu membalas surat-surat dari penggemarnya.

Diantara sekian banyak surat yang masuk, salah satu diantaranya ada yang mengutarakan isi hatinya, menyatakan ketertarikannya kepada sosok penyanyi yang sangat dikenal lewat lagu Asmara Dewi dan Bunga Seroja itu. Isi suratnya penuh dengan kata yang indah dan puitis sekaligus menyatakan cintanya kepada sang pujaannya S. Effendi.Kata penutup dari surat itu menyebutkan bahwa sipengirimnya tidak mengharapkan balasan cintanya, memadailah bila surat tersebut sudah sampai ketangan yang dituju.

Kalimat penutup yang tak mengharapkan apapun itulah yang membuat S. Effendi menjadi terenyuh sekaligus penasaran, siapa gerangan perempuan yang telah menulis surat itu. Isinya menyatakan cinta yang tulus tanpa mengaharpakan balasan.

Surat cinta yang dikirimkan penggemarnya itu membuat S. Effendi merasa gelisah, tak tau kemana surat balasan harus dilayangkan, karena surat tersebut tidak memiliki alamat pengirim, dan dalam suasana hati yang berkecamuk itulah dia melahirkan lagu Fatwa Pujangga.

Telah kuterima surat mu yang lalu // Penuh sanjung kata nan merayu
 Syair dan Pantun tersusun Indah sayang // Bagaikan sabda Fatwa Pujangga

Telah kusimpan suratmu nan itu // Bak pusaka nan amat bermutu
 Walaupun kita tak pernah bersua sayang // Cukup sudah tandamu setia

 Tapi sayang, sayang-sayang // Seribu kali sayang
 Kemanakah ....... risalahku // Kan kualamatkan

Terimalah jawaban kuini // Penuh do’a restu illahi
 Semogalah Dik kau tak putus asa sayang // Pasti kelak kitakan bersua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun