Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hanya Presiden Jokowi yang Bisa Memperkuat dan Memperlemah KPK?

20 September 2017   15:57 Diperbarui: 20 September 2017   16:23 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Kebodohan bernegara menjadikan ada pejabat negara yang korup

Penulis tidak pernah belajar ilmu tata negara. Tetapi berani memastikan bahwa sejak lahir---dengan Kuasa Tuhan, di bumi Indonesia sudah dengan sendirinya secara otomatis alami langsung dicatat malaikat harus sebagai seorang warga negara N.K.R.I..

Buktinya. Penulis sesaudara dan sekerabat yang sepermainan sejak masih anak-anak mulai masuk sekolah sampai hari ini tidak pernah menemui kesulitan apa pun yang berkaitan dengan masalah kewargaan negara.

Menjadi seorang warga negara adalah menjadi orang yang seharusnya selalu bersyukur, karena diakui oleh seluruh negara yang ada sebagai seseorang yang ikut memiliki negara dan juga diakui sebagai seseorang yang dimiliki oleh negara.

Tetapi kebodohan memahami nilai luhur bernegara membawa dunia selalu dalam bencana pertikaian dan derita. Kebodohan yang demikian yang membawa manusia yang semakin tinggi peradabannya seperti tidak pernah beranjak dari kehidupan zaman jahiliah yang kejam.

Dan kebodohan bernegara itu pula yang membuat pejabat negara tidak pantang melakukan tindak kejahatan korupsi.

KPK harus dibentuk dengan kekuatan seluruh rakyat

Kecerdasan Bangsa Indonesia dalam bernegara menyadarkan dan memastikan bahwa korupsi yang nyaris membudaya dalam kehidupan bernegara harus diberantas dengan KPK. Tidak ada jalan lain.

Ketika di negara ini KPK "dipersoalkan" oleh DPR dengan menggelar Pansus Hak Angket KPK dan kemudian diikuti RDP Komisi III DPR yang "memeriksa" KPK.

Terus terang. Sebagai seorang warga negara barangkali wajar jika merasa perlu bertanya dalam hati dan menuliskannya. Tentu saja bertanya kenapa keberadaan KPK seperti jadi persoalan pelik yang mengganggu orang-orang terhormat di DPR?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun