Mohon tunggu...
an anta
an anta Mohon Tunggu... Konsultan - penikmat baca tulis

pemeharti-angka https://www.kompasiana.com/ashadiq

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Quick Count, Tidak Sempat Dibahas di TV Nasional (Bagian 1)

1 Juli 2018   11:22 Diperbarui: 1 Juli 2018   11:37 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Survey di 19 Negara, termasuk Indonesia, 84% People want to select their leaders through democratic elections.  Indeks Indonesia sebesar 97% (Source: WorldPublicOpinion.org 2008).  Dua kata QUICK COUNT adalah primadona di layar tv nasional sejak 27 Juni 2018. 

Bahkan mampu bersaing dengan berita dan jadwal piala dunia rusia 2018 (sepakbola).  Bicara QUICK COUNT akan sangat panjang, tulisan ini akan focus pada beberapa hal yang tidak dibahas di acara talk show tv nasional (Dalam beberapa bagian. Bagian Pertama ini tentang Sejarah QUICK COUNT di Indonesia). Mungkin khilaf ...

Apa itu QUICK COUNT ? (Sumber : The QUICK COUNT and Election Observation. an NDI handbook for civic organizations and political parties / Melissa Estok, Neil Nevitte, and. Glenn Cowan)

  • A CITIZENS' TOOL FOR ELECTORAL ACCOUNTABILITY
  • A METHOD FOR SYSTEMATIC ELECTION DAY OBSERVATION
  • A CRITICAL PART OF MONITORING THE OVERALL ELECTION PROCESS

Wikipedia (Bahasa Indonesia) : Hitung cepat atau jajak cepat (The QUICK COUNT) adalah sebuah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel. 

Berbeda dengan survei perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau survei exit poll, hitung cepat memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi, karena hitung cepat menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan persepsi atau pengakuan responden. Selain itu, hitung cepat bisa menerapkan teknik sampling probabilitas sehingga hasilnya jauh lebih akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.

Kenapa diselenggarakan QUICK COUNT ?  (Sumber : The QUICK COUNT and Election Observation. an NDI handbook for  civic organizations and political parties / Melissa Estok, Neil  Nevitte, and. Glenn Cowan)

  • EMPOWER CITIZENS BUILD LOCAL CAPACITY
  • PROVIDE RELIABLE AND COMPREHENSIVE INFORMATION
  • VALIDATE OFFICIAL VOTE COUNTS

Wikipedia (Bahasa Indonesia) : Hitung cepat lazim dilakukan oleh lembaga atau individu yang memiliki kepentingan terhadap proses dan hasil pemilu. Tujuan dan manfaat dari hitung cepat adalah agar pihak-pihak yang berkepentingan memiliki data pembanding yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kecurangan yang terjadi pada proses tabulasi suara. Dengan hitung cepat, hasil pemilu dapat diketahui dengan cepat pada hari yang sama ketika pemilu diadakan. Jauh lebih cepat dibandingkan hasil resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memakan waktu lebih kurang dua minggu.

The National Democratic Institute (NDI berdiri tahun 1983) adalah non-profit, non-partisan, non-governmental organization yang mensupport Institusi/Praktisi Demokrasi di setiap bagian dunia selama lebih 3-dekade. NDI bekerja dengan Pemerintah, Parlemen, Partai Politik serta Organisasi Kemasayarakatan untuk menghadirkan dan menguatkan segi2 demokrasi (Lembaga ataupun Praktek). NDI telah bekerja dan mempraktekkan prinsip2 ini di lebih 130 negara.

Denny JA (Praktisi Survey dan Pengamat Politik) menulis dalam bukunya (Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi) bahwa Indonesia yang memiliki luas wilayah dan letak geografis yang sulit dijangkau akan menyebabkan hasil Pemilu/Pikadaumumnya baru bisa diketahui 2-minggu hingga 1-bulan setelah pemilihan (halaman 319). Dulu, orang harus menunggu waktu lama. 

Situasi politik di daerah menjadi tidak kondusif. Kantor KPU setiap hari didatangi pendukung calon untuk mengetahui perkembangan suara calon (halaman 320). Pengusaha dan kegiatan ekonomi selama itu juga tidak bisa beraktifitas (secera effektif) menunggu pemenang Pemilu/Pilkada. Kesulitan2 tersebut, bisa diatasi lewat QUICK COUNT. Hasil QUICK COUNT tidak akan berbeda jauh dari hasil pemilihan aktual yang diumumkan oleh KPU.

Sesuai Laporan tahun 2014 dari NDI (30th Anniversary Report) yaitu : Three Decades of Working for Democracy and Making Democracy  Work, disebutkan (halaman 13) bahwa The PVT (Parallel Vote Tabulation) is a powerful citizens' tool to assess the integrity of voting and counting processes and verify the accuracy of official election results. NDI has been a pioneer in the development of PVT ( atau disebut juga QUICK COUNT) , which have made a critical difference in a number of countries, including Bulgaria, Georgia, Ghana, Honduras, Indonesia, Kenya, Montenegro, Nigeria, Panama, Peru, Zambia and Zimbabwe, in addition to Chile. As the country ( Indonesia since1998 )  approached its first democratic elections, the Institute brought in international experts to comment on draft electoral laws and helped civic leaders build a nationwide effort to monitor more than 300,000 polling stations.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun