Mohon tunggu...
Asep Dani
Asep Dani Mohon Tunggu... Guru - Writing, and editing

Tenaga Pendidik Pertanian di SMKN 1 Tanggeung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Seorang Guru

25 Juli 2017   16:41 Diperbarui: 25 Juli 2017   16:54 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa profesi guru dewasa ini sedikit peminatnya?

Apalagi dengan guru honorer, gajinya yang tak seberapa. Namun, ilmu yang dikeluarkan itu melebihi pendapatannya.

Guru, memang membutuhkan kesabaran, keuletan dan mental yang kuat untuk menghadapi murid-murid nakal. Banyak guru yang tak sanggup tuk menghadapi murid-muridnya, hingga mereka tidak lagi belajar di kelas tersebut. Padahal, murid itu bisa diatasi kalau seorang guru memasuki dunianya langsung, karena akan lebih mudah memahami karekteristik dan sifat-sifatnya. Mungkin karena guru itu gengsi sehingga mereka jarang terjun langsung ataupun mengobrol dengan murid akhirnya, ada rasa iri pada teman-teman yang dianggap IQ-nya tinggi.

Setiap anak tidaklah bodoh dalam hal pelajaran, namun guru harus bisa melihat apa metode yang pas untuk murid tersebut agar  cara berpikirnya itu lebih hebat.  Bahkan seorang guru itu harus memotivasi agar murid-muridnya mempunyai tujuan yang  jelas, bukan hanya mengejar ijazah SD,SMP, SMA/SMK dan sebagainya. Namun, mereka diarahkan ke dalam pengembangan diri dan skill yang dimilikinya, untuk itu guru dan murid harus benar-benar terkait satu sama lain.

Banyak sistem pelajaran yang hanya memfokuskan pada satu sampai tiga orang murid saja agar di tuntut lebih cerdas dari teman-temannya. Tapi, apakah yang lain itu lebih bodoh dari ketiga orang tersebut? Jawabannya TIDAK. Mereka bukannya tak bisa menjawab soal atau pertanyaan namun, mereka belum mengerti apa yang guru ajarkan. Apakah metode pengajarannya kurang jelas atau cara berbicara guru tersebut tidak dimengerti oleh murid-murid. Soalnya faktor-faktor tersebut akan menjadi penghalang seorang murid untuk berprestasi di sekolahnya.

Guru tidak tahu apa yang dilakukan muridnya di rumah, ataupun dilingkungan sekitar. Karena itu tak hanya masuk dalam lingkungan murid-murid, seorang guru juga harus tahu kebiasaannya di rumah dengan berkunjung dan berbicara langsung pada orang tuanya. Nah, kita akan tahu dari situ. Mengapa murid tersebut sulit berinteraksi atau menjawab soal-soal yang telah guru berikan padanya.

Mungkin dia kekurangan biaya, orang tuanya bercerai, atau ada hal lain yang membayangi pikirannya setiap waktu. Untuk itu, guru harus bisa membuat suasana murid-murid itu ceria, semangat dalam hal belajar. Jangan selalu memberikan materi, namun sesekali murid juga dibarengi dengan motivasi, teori ataupun hal-hal yang dapat membangkitkan daya ingat atau imajinasinya.

Murid sering dituntut bisa dalam hal pelajaran, tidak semuanya bisa berbagai mata pelajaran. Ketika kita memaksakan mereka untuk bisa, maka akan semakin tertekan dan memicu rasa benci pada guru tersebut. maka dari itu guru itu tidak dilihat dari umurnya dia namun, seberapa bisa memotivasi dan memberi arahan agar masa depan mereka lebih baik. Hampir 70% lulusan SMA/SMK menganggur, dikarenakan mereka susah mencari kerja akibat dahulu nakal ataupun lainnya. Untuk itu mari kita bangun Negara Indonesia dengan anak-anak yang akan datang agar bisa menyaingi negera-negara besar lainnya.

Jadi, seorang guru itu lebih sulit dibandingkan dengan bekerja menjadi seorang karyawan di perusahaan-perusahaan ternama. Tidak cukup dengan pengetahuan, tapi dedikasi, murah senyum dan rasa sayang pada murid-muridnya. Walaupun gajihnya tidak seberapa namun, itu sebagai bukti bahwa mau bekerja demi mencerdaskan bangsa kita.

Semoga kita tak merendahkan pekerjaan guru, tanpa mereka kita tak bisa apa-apa, tanpa mereka pula kita tak akan dapat motivasi untuk masa depan yang lebih baik lagi.

Sekian........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun