Mohon tunggu...
Ary Surya
Ary Surya Mohon Tunggu... Administrasi - Perjalanan 1000 Mil Diawali dengan Satu Langkah Kecil

Pernah kuliah di manajemen keuangan, lulus ilmu pemerintahan. Sekarang bikin dan jualan rumah sederhana sampai mewah serta nyambi jualan mainan & hobi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Tanpa Pakaian Dalam (?)

16 Oktober 2015   21:52 Diperbarui: 16 Oktober 2015   22:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah bertanya-tanya, kenapa harga pakaian dalam lebih mahal daripada pakaian luar. Sampai membuat pertanyaan besar dalam sebuah media sosial, "Seseorang harus menjelaskan kenapa hal tersebut bisa terjadi?". Sebagian berpendapat, bahwa pakaian dalam berkaitan erat dengan kesehatan, sebagian lagi berpendapat karena sesuatu yang tersembunyi selayaknya dihargai dengan lebih layak.

Lalu kenapa orang jaman baheula yang direliefkan di candi Borobudur tak berpakaian dalam? Sebuah pemikiran abstrak dan kompleks yang harus dilakukan untuk bisa memecahkan misteri ini. 

Apakah pada jadul (jaman dulu) itu orang-orang tidak menghargai sesuatu yang tersembunyi atau karena faktor kesehatan jadul lebih higienis daripada jasek (jaman sekarang) sehingga mereka tidak membutuhkannya? Ataukah karena teknologi, pada saat itu pakaian dalam belum ditemukan.

Tidak bisa membuat konklusi yang sederhana antara jadul dengan jasek jika dikaitkan antara kesehatan dan keberhargaan akan kebutuhan pakaian dalam.

Tapi jasek ternyata ada hari tanpa pakaian dalam (bra). Apakah ini bisa menjadikan sebuah konklusi bahwa pakaian dalam berkaitan dengan kesehatan? Jika semakin mahal pakaian dalam maka semakin sehatlah penggunanya? Tentunya sebuah kesalahan pikir, karena ternyata yang sehat adalah tanpa pakaian dalam (bra) JIKA dikaitkan dengan hari tanpa pakaian dalam.

Entah jika itu dikaitkan dengan alasan estetika pergaulan, kenyamanan bersosialisasi dan bahkan sarana mengaktualisasikan diri. Jika karena alasan-alasan tersebut, lalu kenapa? Bukankah pakaian dalam? Tidak tampak secara kasat mata jika pakaian luarnya tidak transfaran.

Kembali menemui kebuntuan pikir jika terus dikaitkan secara berulang dan sporadis. Tak habis pikir dan tak ada ketemunya.

Namun, setelah melalui pendekatan ekstrim dan kontroversial bahkan penemuan pikir ini akan menjadi sebuah penemuan terbesar abad ini. Konklusinya adalah dengan ataupun tanpa pakaian dalam, mahal ataupun murah, ada ataupun tiada hari tanpa pakaian dalam, hidup ini ternyata pilihan. Dengan pemikiran, jadul pasti ada yang menggunakan semacam pakaian dalam, karena umumnya tak berpakaian dalam maka direliefkan tak berpakaian dalam. Karena jasek umumnya berpakaian dalam maka semua ditampilkan berpakaian dalam.

Sedangkan kaitannya dengan kesehatan? Seseorang harus ada yang menjelaskan, kenapa umumnya orang berpakaian dalam jasek ini.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun