Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Nature

Nyatakan Cinta dengan Pohon

27 April 2013   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:32 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13670188941506162026

Menyatakan cinta dengan setangkai bunga, atau sekotak coklat, ah itu sih sudah biasa. Atau kalau yang punya banyak uang, mungkin mereka bisa menyatakan cintanya dengan kalung atau cincin emas berlian. Itu juga sudah lumrah. Tapi kalau menyatakan cinta dengan pohon (baca : bibit pohon), menurutku ini istimewa dan luar biasa romantis. Mungkin ada yang setuju, tetapi banyak pula yang tidak. Kalau memberikan seseorang bibit pohon, manfaatnya tidak hanya untuk orang yang diberi saja, tetapi juga bagi lingkungan di sekitarnya. Tetapi hadiah setangkai bunga, mungkin keindahannya hanya bisa dinikmati dalam beberapa hari saja, setelah itu pasti akan layu. Lalu kenapa gak sekalian ngasih tanamannya saja untuk dipelihara, supaya suatu saat bisa berbunga lagi. Atau kalau memberi hadiah dengan sekotak coklat, tentu ia akan habis dalam waktu sekejap. Lalu kenapa gak sekalian ngasih bibit pohon penghasil coklat saja. Coba bayangkan jika setiap pasangan yang menikah menanam satu pohon. Atau taruhlah kado ultah buat teman dan pasangannya yang berulang tahun adalah bibit pohon, alangkah hijaunya bumi ini. Ya tentu saja bukan berhenti sampai pada pemberian dan penanaman pohon saja, tapi dipelihara sampai besar. Pohon yang diberikan juga tidak harus selalu yang besar-besar seperti di hutan, asal bisa ditanam di halaman rumah saja. Kalau tidak punya halaman luas juga sebenarnya bisa diakali dengan menanamnya di dalam pot besar atau drum. Biasanya ini untuk jenis phon buah yang dicangkok, karena bentuk habitusnya memang dibuat lebih kecil. Pohon merupakan pabrik oksigen yang sangat luar biasa. Mungkin kebanyakan dari kita tidak menyadari peranannya. Bahkan menganggap semua oksigen yang kita hirup ‘emang udah dari sononya’. Soalnya manusia memang tidak pernah mengeluarkan sepeser uangpun demi mendapatkan oksigen untuk bernafas, karena semuanya gratis. Tentu saja berbeda dengan sembako atau BBM yang harganya mahal. Tetapi tidakkah kita berpikir darimana asalnya sumber oksigen itu? Apakah mungkin semua hadir begitu saja tanpa ada proses di sebelumnya. Bagi manusia yang mau berpikir, pasti ia akan mencari tahu. Tuhan telah menitipkan oksigennya kepada tumbuhan dan beberapa bakteri lewat kemampuannya berfotosintesis. Sampai kapanpun, manusia dan hewan tidak akan bisa menghasilkan oksigen karena ia tidak punya perangkat fotosintesis seperti pigmen klorofil dan sebagainya. Oleh karena itu, tumbuhan menduduki tingkatan sebagai produsen dalam rantai makanan. Luar biasa memang, melalui reaksi yang sangat rumit, tumbuhan menyumbangkan oksigennya bagi kehidupan di muka bumi. Tumbuhan terutama pohon benar-benar makhluk Tuhan yang multifungsi. Hampir seluruh organ tubuhnya bermanfaat. Selain daunnya yang bisa menghasilkan oksigen, akarnya bisa mempertahankan kelembapan air di sekitarnya karena ia selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan air bagi dirinya. Oleh karena itulah sebabnya daerah yang banyak pohonnya disebut sebagai daerah resapan air (tapi bukan pohon kelapa sawit ya, kalau ini lain ceritanya). Belum lagi batangnya sebagai sumber kayu, atau buahnya sebagai sumber makanan dan bunga sebagai penghias. Menyadari betapa pentingnya peranan pohon bagi kehidupan, sudah sepantasnya manusia sebagai makluk yang punya kedudukan tinggi harus berusaha untuk memperlakukannya dengan baik serta memelihara kelestariannya. Kalau tidak, apa jadinya bumi ini beberapa tahun ke depan. Mungkin sekarang oksigen bisa kita dapatkan secara cuma-cuma, tapi entahlah untuk puluhan tahun mendatang. Jangan-jangan kita harus merogoh kocek dulu agar bisa menikmati oksigen. Betapa kasihannya nasib anak cucu kita. Karena itu, ayo mulai sekarang kita sayangi pohon. Jangan menebang pohon sembarangan. Satu helai daun saja hilang, sudah berapa oksigen yang bakal hilang, trus gimana kalau satu pohon. Tanam dan peliharalah pohon karena ini investasi jangka panjang. Memberi hadiah dengan bibit pohon memang tidak biasa, tapi mungkin harus dibiasakan. Jadi, nyatakan cinta dengan pohon? Kenapa tidak :-) Bogor, 27 April 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun