Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup

11 November 2018   12:49 Diperbarui: 11 November 2018   13:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lahir, dari untaian rantai kehidupan yang dirajut oleh semesta

Menghirup udara lepas, dan memandang di sekitar.

Yang kulihat hanyalah suasana gelap dan kedinginan.

Tetapi ibuku, dia datang membalutku dengan kasih yang sayangnya.

Ketika aku merasa lapar, ia datang memberi nadi kehidupannya.

Ketika aku merasa ketakutan, ia datang memberi perlindungan kehidupannya.

Sungguh besar dan tak ternilai arti dari sebuah kata, "Kasih Sayang"

Begitu juga ayahku, meski terlupakan oleh sejarah umat manusia, tetapi ia tetap meniti jalan untukku.

Ia bekerja, sepanjang hari, sepanjang subuh, dan sepanjang zuhur.

Ketika aku hendak bersamanya untuk berjuang, ia memintaku untuk pulang

Baginya, tanganku terlalu suci untuk dikotorkan dengan pekerjaan kasar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun