Mohon tunggu...
Arjeli Syamsuddin
Arjeli Syamsuddin Mohon Tunggu... Buru Serabut, CSR -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sejarah

19 April 2017   00:20 Diperbarui: 19 April 2017   06:24 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah sejarah menjadi kerinduan bagi jiwa jiwa yang menanti.  Jiwa jiwa yang menempatkan aku pada tempat paling tinggi sesudah nasi.

Aku adalah sejarah sahabat para sufi dan guru tauladan bumi.
 Heran…! Kau bungkus tubuh sejarah ku sebagai komuditas seni, lalu dia dicampakan sebagai air seni.

Aku yang merindu masa lalu sebagai sebuah lukisan sejarah,
 tak perduli hitam atau putih, namun sangat utuh.

Bagi Ku sejarah itu mengalir dari hulu hulu sungai yang jernih.
 Lalu kenapa dia terdampar di meja meja redaksi, di ruang ruang diskusi hingga menjadi Air Liur Basi para pemimpi.


 Bibir Musi,18417

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun