Apa yang kurang di kotaku
Sedang seluruh buah, makan, sayur
Telah dikirm mengepung perut-perut
di kota
Terkabari seorang kawan
Tentang raga bertahta di kota,
nan jiwa masih tertinggal
di kampung.
Gerangan apa sesampai itu,
dari kota ke kampung,
adem berselimut di jiwa.
sedang kembali ke kota terasa landai
Apa yang tiada di kotaku
Segalanya terjangkau-jangkau
Tersulap-sulap sedia-siaga
Itu gambar kotaku
Aku dan atau kalian melupa
Kotaku sejak lahir hingga wafat
Tak lekat-lekat di bangun batin
Itu kotaku yang riuh hambar ini
Lalu di kampungku juga riuh
Riuh oleh himpunan-himpunan hati
Selamanya pagut satu-dua-tiga
Sesama lainnya
Kota dan kampung
Seperti saudara kembar
Yang tetapinya
Berlainan hati
Akh.........
------------------------
Makassar, 3 Juli 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana