Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Mestinya SBY Hemat Bicara

31 Mei 2012   10:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:33 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338473981778083131

[caption id="attachment_191807" align="aligncenter" width="508" caption="Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (KOMPAS/RIZA FATHONI)"][/caption]

Bukan bermaksud menghardik, mengumpat atau merendahkan SBY. Presiden kita ini sudah terlalu banyak 'ngoceh'. Faktanya, semakin banyak ocehan beliau, semakin tak selesaikan problem poleksosbud. Perilaku SBY yang 'boros' bicara ini, bukannya membuat rakyat semakin hormat, malah semakin muak (maaf, agak kasar kata ini).

Di zona Kompasiana saja, berapa banyak warganya, berkomentar miris akan ucapan-ucapan presiden Indonesia yang melankolik itu. Saran saya, sebaiknya SBY banyak-banyaklah minta maaf kepada rakyatnya. Sering-seringlah istigfar di penghujung jabatan.

Jangan-jangan Bapak Presiden kita ini, masih menganggap negara ini baik-baik saja dan tiada yang perlu dicemaskan. Jangan-jangan pula, apa yang terjadi di negeri tersayang ini adalah hal biasa, manusiawi dan normal-normal saja. Atau jangan-jangan Beliau beranggapan telah sukses memerhatikan rakyatnya. Padahal, ini padahal yah. SBY itu gagal sejahterahkan rakyatnya tapi sukses besar 'sejahterahkan' kadernya.

Sekali lagi, saya tak bermaksud merendah-rendahkan kinerja beliau. Saya hanyalah 'bicara-bicara' seadanya. Bijaksana jika presidenku ini, mulai saat ini berlatih minta maaf kepada rakyatnya. Saya sih sarankan saja, bukan apa-apa, dua tahun terakhir ini, apapun diucapkan SBY tak lagi simpatik, rakyat sudah tidak care. Rakyat lagi marah, kecewa dan kesal kepada presidennya.

* * *

Di saat saya masih menulis artikel ini, istri saya berucap di teras: "Ini SBY aneh-aneh. Matikan lampu jalan, mau tanggung kalau orang kecelakaan lalu lintas karena lampu padam". Seumur-umur, istri saya barusan seketus itu. Istri saya adalah rakyat dengan presidennya, juga SBY, muaknya rakyat ini sudah sampai di rumahku. Wah kalau begitu SBY 'mesti minta maaf kepada istri saya, kepada seluruh istri-istri di Indonesia. Kenapa? Karena istri-istrilah yang paling pertama merasakan sulitnya asap dapur mengepul dikarenakan beberapa bahan pokok alami kenaikan harga, hingga dapurpun minim 'energy'.

* * *

Baru saja listrik di rumah padam. Saya kira tidak begini solusinya berhemat energi. Entah apa maksud SBY dengan hemat energi itu?. Sayapun tidak tahu.

Yang saya tahu hanyalah: "Semakin banyak SBY bicara, saya malah semakin tidak mengerti...!"^^^

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun