Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mestinya Kompasianer Berduka...!!!

25 September 2012   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348557729871262297

Sebiji judul tulisan dari sahabatku, Muhammad Samin: "JK Tutup Usia, Sempat Berbincang dengan Megawati". (angka keterbacaan: 1434). Puluhan Kompasianer berkomentar, kesannya adalah ketipu, kesal dan menilai pembuat judul tulisan seperti ini adalah tak baik.

[caption id="attachment_214478" align="aligncenter" width="300" caption="Mungkin penulis ini sedang tersenyum-senyum saat pembaca dalam kekecewaan (ehow com)"][/caption]

Tak banyak yang ingin kutuliskan di sini, selain kusampaikan belasungkawa atas berpulangnya Jakob Keokerits yang diplesetkan penulis dengan tag JK. Ini berita kematian, kedukaan dan meninggalnya seseorang. Namun gaya penulisan judul serupa itu, justru kontra-produktif. Kenapa kontra-produktif?. Sebab berita kematian seorang kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, jurteu menghadirkan faktanya: tiada seorangpun Kompasianer -sampai artikel ini dibuat- mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilairi Rojiun, Rest in Peace, Turut Berduka Cita, Semoga Diterima Di SisiNya dan seterusnya.

Jujur, saya belajar dari penulisan judul seperti ini. Penulisnya 'cerdas' memoles judul, mungkin beliau bermaksud menulis sesuatu yang mengundang banyak visitor, walau akhirnya penulis dicercah komentator. Sungguh pembelajaran buatku sebagai penulis pemula.

Selain itu, saya mengucapkan 'turut berduka' kepada sahabatku Muhammad Samin atas 'keteledoran' ini. Bukan apa-apa, besok-besok juga, diriku niatan untuk membuat judul tulisan yang nyeleneh, maka niat itu akan kuhentikan sebab saya tak ingin terperosok dan menjerumuskan pembaca sekalian yang telah susah payah membuka lapak kita.

Kusemakin tersadar bahwa menulis memerlukan kebijaksanaan yang adil dan beradab, dan bukan hanya sekedar menggenggam prinsip, menulis adalah kebebasan, sebab sebebas apapun tulisan, opini dan pendapat, tetap akan berhadapan dengan lorong-lorong etika, jalan-jalan estetika dan ruang-ruang kewajaran.

Pena memang sanggup membuat orang lain mengoleksi ilmu, pengetahuan dan informasi. Namun, pena juga sangat mampu membuat orang lain terluka dan tersakiti^^^.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun