Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyemai Diam Menanam Duga

21 Agustus 2017   07:36 Diperbarui: 22 Agustus 2017   00:22 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: aisyafra.wordpress.com

Karena kamu air mataku
Tersebab oleh bahagia atau perih
Perih oleh semalam itu -engkau jaraki hatiku-
Melupaiku

Dan berikutnya aku diam
Saat kamu menyapa, aku jinakkan amarahku
Dan balik menyulam kata; menyapamu
Taklah menyerapah

Ini bukan adatku; mengalah di se-demikian
Lantaran aku tiada hendak mencipta ruang
Untuk dihuni jala-jala prasangka
Yang terayun-ayun; antara aku dan kamu

Bila diam kita semai-semai
Maka kita akan ditanami duga-duga
Mending itu bila duga elok-elok
Bila bukan! Matilah kita

Karena kamu air mataku
Kita tiada bisa berjanji apa-apa
Tiada janji utuh untuk sebuah alun-alun perasaan
Pulalah tiada aksara berjalan baik di dalam itu

Hanya dua hal
Tiada pernah berjanji
Tapinya, mereka datang tepat waktu
Ialah air mata dan kerinduan

Kamu itu perahu kangen
Diharukan hembus rengek angin

***
Dan lagi, karena kamu air mataku
Jua kerinduanku

Se-begitukah aku
Se-adanya kulayarkan perahu
Berbiduk cinta ditumpangi nyanyian hati
Jua lara kalbu

---------------------
Makassar, 21 Agustus 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun