Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lucunya Masalah Undangan ke TPS Melalui SMS

8 April 2014   16:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13968754021807245956

[caption id="attachment_302287" align="aligncenter" width="538" caption="SMS dari KPU jadi masalah,hehehe (kolpri)"][/caption]

Hari minggu kemarin seperti biasa, kami berkumpul di rumah orang tua, tentu di hari minggu nan indah ini, banyak tema yang kami obrolkan, salah satunya pasti obrolan tentang pesta demokrasi nanti yaitu pemilu, sesudah berdebat tentang calon presiden yang tidak habis - habisnya karena dalam satu keluarga beda – beda, tiba – tiba kakak saya bertanya “papa, sudah dapat undangan ke TPS kah?”, papaku langsung nyahut bernada protes “Kurang ajar,masak sekarang diundang lewat sms?,”, “Papa tidak akan pergi !!”, tandas ayah kami ini, ayah kami memang seorang yang keras,dididik di zaman Belanda dan juga budaya indonesia timur yang melekat erat, bagi dia, dia tidak mengenal undangan lewat sms, bagi dia selain undangan jenis itu hanya diperuntukan bagi anak muda, undangan lewat sms itu sesuatu yang menunjukkan ketidaksopanan yang sangat dan sangat…..hehehe

Maka, apabila anak – anaknya lagi di luar kota, dan mengucapakan selamat hari ulang tahun melalui sms saja, maka kita akan dianggap anak “Durhaka” lah,hehehhe, walaupun ayah kami sedikit kaku banyak hal baik yang berkaitan dengan hal ini yang tanpa kami sadari menjadi bagian dari diri kami sekarang.

“Lho, disms siapa papa? tanya kakak saya, saya tahu alasan kakak saya bertanya seperti ini, karena sebagian besar petugas yang mengurus di TPS nanti,adalah orang – orang yang merupakan teman seangkatan dia waktu bermain di waktu kecil, mungkin saja dia bisa meminta penjelasan kepada temannya agar dua suara tidak hilang di keluarga kami, karena kalau papa saya tidak berangkat ke TPS pasti mama juga tidak akan berangkat, papa mama kan sehati sejiwa..hehehe.

“Papa lupa, ambil HP papa di meja..”jawabnya, karena penasaran sayapun langsung bergegas mengambil HPnya , Walaupun udah lansia, Hp papa saya Blackberry lho..,hadiah ulang tahun salah satu anaknya, namun tidak pernah diaktifkan layanan BBMnya, repot dan membuang – buang waktu katanya…hadehhh.

Sayapun langsung membuka daftar inboxnya, tidak banyak sms yang masuk, kecuali sms dari mantan pacarnya, yang menanyakan dimana dan kapan pulang, eh..terselip satu nama asing disitu, terdiri dari 3 huruf, KPU, sambil tersinyum simpul saya membukanya,  sms tersebut  berbunyi demikian “ Jangan lupa ke TPS, Rabu 9 April, Gunakan hak suara Anda dengan mencoblos pilihan anda”,.

“Papaaa, ini kan dari KPU?”..kataku sambil tersenyum, “KPU siapa?”,waduhh,saking emosinya papa ku lupa bahwa KPU ini apa, “Komisi Pemilihan Umum papa..” sahut kakakku, papa ku mulai tenang, “darimana dia dapat nomor papa?, maksudnya no.HP, “Papa, ini sms yang sudah diatur oleh sistim, bukan papa saja, tetapi semua warga Indonesia yang mempunyai nomor HP, disms seperti ini”, jelas kakakku, “ohhhh…begitu” kata papaku tanda mengerti, “ Jadi ini bukan undangan papa, tetapi himbauan”, tambahku.

“Papa, tidak akan pergi kalau tidak ada undangan tertulis..” katanya lagi dengan nada yang lebih rendah,”Jangan kuatir papa, nanti undangan itu pasti diantar, lagian seingatku dalam pilkada yang lalu, kan diantar sehari sebelum pemungutan papa” jelasku lagi, “kalau gitu kita tunggu saja,kalau tidak datang ya sudah”, kata papaku masih keras seperti biasa, itu kalimat yang menjadi akhir diskusi kita tentang undangan ini, kita tahu kalau memperpanjang tidak ada gunanya..hehehe

Pulang dari rumah orang tuaku, dalam perjalanan, saya berpikir sisi yang positif, memang teknologi memudahkan segala sesuatu karena menunggu petugas TPS mengantar undangan pemungutan suara ke rumah secepat mungkin, terasa sedikit mustahil karena selain mungkin data – data yang direkap terlambat, budaya kerja yang menunda – nunda masih menjadi PR di balik kerjaan yang honornya saya tahu tidak besar seperti ini, bermimpi saja suatu saat memang undangan menggunakan teknologi, seperti email mungkin, telepon atau sms,dan sejenisnya dan berangan – angan pemilihan suara bisa dilakukan dari rumah dengan skype atau apalah dan dari rumah kita menyebutkan pilhan kita  yang menjadikan pemilihan ini tetap bebas dan rahasia namun lebih cepat dan efisien…weee....Pemilu 2030 mungkin…semoga..hehehe..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun