Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti "Espulso" dari Kantong Prabowo untuk Fadli Zon

23 Maret 2020   21:46 Diperbarui: 23 Maret 2020   21:58 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari berturut-turut saya membaca berita di media daring tentang komentar politisi Gerindra, Fadli Zon terhadap kebijakan pemerintah di tengah upaya menanggulangi wabah covid-19,  seperti biasa komentar Fadli  tak ada yang istimewa tetapi tetap ribut atau bising.

Pertama, Fadli menyinggung soal harga alat rapid test dan kedua, hari ini dia bertanya soal pengadaan masker kepada Jokowi. Tak tanggung-tanggung, Fadli bertanya kepada Jokowi dimana 50 juta masker yang didatangkan, entah maksud apa, tapi menurut saya komentar ini sangat tidak produktif di tengah situasi bangsa seperti ini.

Saya berpendapat bahwa para politisi harus sedikit menahan diri jika mau nyinyir, pemerintah sedang berupaya dan semua sedang dalam prosesnya, perlu sedikit kesabaran menunggu gerak pemerintah karena misalnya soal APD , secara global memang serba kekurangan dan pemerintah sedang mengusahakan ketersediaannya.

Bersyukur seperti yang dikatakan oleh Jokowi, obat-obatan sudah sampai, alat rapid test sudah bisa digunakan dan APD akan dibagi ke rumah sakit. Korban jiwa sudah berjatuhan, tetapi kita berharap tidak bertambah karena pemerintah menjadi ragu bertindak karena kritik politikus yang kontraproduktif seperti yang dilakukan Fadli.

Saya mencoba membahas tingkah Fadli ini dengan menggunakan terminologi sepakbola. Kemarin ketika Fadli menyindir tentang harga alat rapid test, saya menyebut Fadli sedang melakukan Fallruckzieher yang ngawur. Tulisan lengkapnya dapat dibaca disini.

Fallruckzieher adalah istilah sepakbola untuk tendangan salto, tetapi sangat berantakan ketika dilakukan oleh Fadli karena menyinggung soal harga rapid test di tengah kondisi bangsa yang sedang fokus untuk memerangi covid-19. Terkadang fallruckzieher dilakukan hanya untuk overacting, mencari perhatian,  hasilnya bisa saja umpatan dari penonton yang diterima.

Hari ini, Fadli menyinggung lagi soal masker, mempertanyakan tentang 50 juta masker. Menurut saya, penjelasan Jokowi sudah cukup terang untuk menjelaskan langkah-langkah pemerintah, seharusnya Fadli memahaminya, kecuali ada maksud berbeda.

Patut disayangkan,  sikap Fadli ini terjadi ketika sang Ketua Umum, Prabowo Subianto terlibat aktif membantu pemerintah dalam proses penanganan covid-19, inilah yang menjadi pertanyaan, apa peran seorang Prabowo untuk menenangkan seorang Fadli?

Jika Fadli ibaratnya adalah seorang pemain bola, saya menyebut Prabowo sebagai wasit atau l'arbitro dalam bahasa Italia. Prabowo seharusnya melihat Fadli sudah terlalu banyak melakukan foul dan kata-katanya sudah terlalu offside (il fuorigioco) dan perlu diberikan peringatan.

Hemat saya, dari keadaan ini, espulso atau kartu merah patut diberikan oleh Prabowo kepada Fadli atas tingkah lakunya dan gaya bermain yang diperlihatkan di lapangan. Sejatinya, espulso itu diberikan kepada pemain yang sering melakukan pelanggaran  untuk menasbihkan wibawa wasit, bahwa dirinya pengatur permainan di lapangan dan patut dihormati di lapangan.

Di dalam penerapannya dalam kasus ini, espulso dari seorang Prabowo kepada Fadli tidak harus membuat Prabowo harus mengeluarkan Fadli dari keanggotaan partai, karena publik juga tahu bahwa Fadli adalah aset Gerindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun