Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Kunci Keberhasilan Bali United Juara Liga 1 2019

2 Desember 2019   22:03 Diperbarui: 3 Desember 2019   04:57 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Bali United bernyanyi bersama suporternya yang datang mendukung melawan Persebaya Surabaya di Pekan 20 Liga 1 2019 yang berakhir dengan skor 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/09/2019) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Bali United Juara! Kemenangan dua gol tanpa balas atas tuan rumah Semen Padang di stadion H Agus Salim, membuat Bali United lebih dini mengunci gelar juara Liga Indonesia. Margin angka hingga 15 angka dengan peringkat kedua Borneo FC, sudah mustahil dikejar dengan sisa hanya empat laga. 

Apa yang menjadi kunci keberhasilan Bali Unitedatau Serdadu Tridatu sehingga mampu meraih gelar Juara Liga 1 2019? Paling tidak ada 3 (tiga) hal kunci yang dapat dikemukakan.

Pertama, faktor Stefano Cuggura Teco sebagai pelatih. Seusai mengunci gelar juara, Teco berusaha merendah bahwa target masuk lima besar berhasil dilampaui, dengan menjadi juara. Akan tetapi, penikmat bola tahu bahwa kapasitas Teco memang adalah pelatih juara.

Teco membuat rekor sebagai pelatih pertama yang mampu meraih gelar dua kali secara beruntun setelah musim lalu membawa Persija Jakarta menjadi kampiun.

Di lapangan, kapasitas Teco memang patut diancungi jempol. Teco bukan saja mampu meracik strategi saja, akan tetapi dapat mempersatukan pemain bintang dapat tampil sebagai sebuah tim dengan konsisten hingga menjelang musim berakhir.

Inilah yang membedakan Teco dengan pelatih lainnya. Di awal musim, meski memulai dengan cukup mulus, namun Teco bersama Bali United sebenarnya bukan satu-satunya tim yang tampil brilian. 

Masih ada dua tim yang juga melaju dengam cukup mulus, yakni Madura United dan Tira Persikabo. Tim yang juga dipenuhi banyak pemain bintang.

Akan tetapi dalam perjalanan, Teco menunjukan perbedaan. Rahmad Darmawan (Tira) dan Dejan Antonic (Madura), terlihat ngos-ngosan menjaga keterpaduan pemain dalam tim dan akibatnya perlahan-lahan saat mendekati tengah musim Tira dan Madura seperti kehabisan bahan bakar sehingga tidak bisa menempel ketat Bali United lagi.

Artinya Teco lebih berhasil atau mampu membuat pemain bintang seperti Lilipaly, Ilija Spasovic, Paulo Sergio, Melvin Platje dan Irfan Bachdim tidak egois dalam bermain namun lebih mementingkan kemenangan atau keberhailan tim di atas segalanya, sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh Rahmad, Antonic dan pelatih klub besar lainnya.

Kedua, manajemen klub yang cerdas dan rapi. Memang Serdadu Tridatu tidak terlalu dipusingkan oleh cedera pemain seperti yang dialami oleh Madura United yang kehilangan playmaker Zah Rahan di awal musim atau Beto di tengah musim, namun  strategi manajemen yang cerdas dalam mempertahankan pemain bintang tetap pantas diberi jempol.

Manajemen nampak tidak panik ketika banyak tim yang berusaha gonta-ganti pemain di tengah musim, namun tetap  fokus untuk menjaga kedalaman tim, dengan mempertahankan pemain kunci mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun