Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Luhut Pangaribuan, "Kesayangan" Gus Dur, dan Senior Bambang Widjojanto

19 Juni 2019   08:09 Diperbarui: 19 Juni 2019   11:04 7556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan bicaranya yang lancar dan jernih, dan dengan pikirannya runtut dan strategis, ditopang segudang referensi hukum membuat nama Luhut Pangaribuan cukup menonjol dalam sidang gugatan sengket Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Bukan itu saja, Luhut juga terkadang tak segan untuk terlibat perdebatan panas dengan lawannya di dalam sidang, seperti yang terjadi di sidang MK kemarin.

Kemarin, saat ketua tim hukum BPN, Bambang Widjojanto (BW) mulai berbicara tentang saksi dengan mengatakan bahwa ada ancaman terhadap saksi BPN.

Luhut yang mendapat kesempatan bicara, lantas tak ragu bersahut-sahutan dengan Bambang.

"Jangan membuat drama," kata Luhut. Luhut tak ragu untuk mengatakan apa ang disampaikan oleh BW adalah sesuatu yang mengada-ada.

BW yang disentil, memotong pembicaraan Luhut. "Saya keberatan," kata BW.

Luhut membalas BW. "Anda tidak menghormati senior," kata Luhut dengan nada yang lebih tegas.

"Kalau betul ada (ancaman-red), tolong sampaikan di persidangan ini untuk membantu. Syukur-syukur kalau ini bukan drama. Kalau sungguh-sungguh, mari kita dengarkan, kewajiban kita, langsung atau tidak langsung, " kata Luhut lagi.

Mengajak BW untuk berdebat dengan menggunakan kata senior dan junior, sontak membuat publik bertanya-tanya, tentang siapa sosok Luhut Pangaribuan ini?

Di kalangan advokat, nama Luhut amat populer. Pria bernama lengkap DR. Luhut Marihot Parulian Pangaribuan, S.H, L.L.M, kelahiran Balige, Sumatera Utara pada 24 Mei 1956 ini sudah 40 tahun terjun dalam dunia advokat.

Setelah lulus sarjana hukum dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1981, Luhut lalu menemukan profesi yang dirasa tepat untuk dijalaninya yakni sebagai seorang advokat, meski pada awalnya sejak muda bercita-cita menjadi seorang hakim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun