Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

PKS Mengatakan "Ganti Presiden" Tutup Buku, Koalisi Prabowo Semakin Goyang

4 Mei 2019   05:06 Diperbarui: 4 Mei 2019   05:08 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mardani Ali Sera I Gambar : Kompas

"Dan siapa pun yang terpilih nanti, kalau itu sudah melalui proses yang bagus, komplain diselesaikan, itu suaranya rakyat, dan saya harus menghormati. Kalau Pak Prabowo (menang), saya sujud syukur. Kalau Pak Jokowi (menang), ya berarti saya harus mengawal sesuai koridor," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Salah satu hastag yang dikenal di masa kampanye menjelang Pilpres adalah "Ganti Presiden". Publik pasti ingat salah satu yang getol menyebarkan tagar ini ke media dan masyarakat adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Semangatnya sudah cukup jelas dimengerti, kalimat "Ganti Presiden" ini berarti, siapapun Presidennya nanti, yang penting harus diganti. Artinya selain Jokowi, siapa lagi, pasti Prabowo.

Harus diakui, pasca Pemilu, semangat itu masih ada. Deklarasi kemenangan Prabowo berulang kali, tuduhan pemilu curang, dapat dibaca sebagai cara mengkomunikasikan bahwa keinginan itu harus tetap ada, minimal sampai pengumuman resmi KPU pada tanggal 22 Mei nanti.

Di tengah intensitas perjuangan yang semakin tinggi dari Koalisi Adil Makmur menyuarakan Prabowo harus presiden, suara dari PKS terlihat melemah. Salah satunya melalui Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

"Ganti presiden sudah tutup buku. Saya nggak mau nyanyiin lagi, nggak mau hashtag lagi, karena itu pada masa kampanye," ujar Mardani, di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Mardani memberikan alasannya. Bagi Mardani kali ini yang paling penting harus ada rekonsiliasi, adu argumen antara kedua kubu TKN dan BPN harus segera disudahi. Bagi, Mardani, keputusan yang tepat saat ini bagi kedua kubu adalah menunggu hasil resmi, terus bising, akan membuat masyarakat semain pecah.

"Tapi seruannya begini, sebaiknya BPN tidak mengomentari TKN, dan TKN tidak mengomentari BPN, masing-masing monggo. Kita apresiasi. Siapa pun pemenangnya, nggak usah ketakutan diambil TKN atau BPN kok. Tinggal tekun aja. Nggak usah saling sahut. Karena yang seperti itu membuat di bawah, publik, semakin pecah," kata Mardani lagi.

Mardani juga mengatakan bahwa kommpetisi sudah selesai, kehidupan harus berjalan normal, meski proses perhitungan suara masih terus dilakukan.

Sebagai bagian penting dari BPN, pernyataan Mardani tentu kontraproduktif bagi perjuangan BPN yang ditunjukan selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun