Mohon tunggu...
Arman Syarif
Arman Syarif Mohon Tunggu... Guru - Pencinta kopi dan sunyi

Lahir di Togo-togo, Jeneponto, Sul Sel. Instagram : arman_syarif_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sinar Rembulan di Ranting Patah

23 Juli 2019   00:29 Diperbarui: 23 Juli 2019   00:30 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: arfashahab.wordpress.com

rembulan telah dilanun sepi
tersisa risau dan gamang
menggerayangi sudut wajahnya
rembulan telah lelah
menggantungkan sinarnya di cakrawala

hingga suatu ketika
secercah sinar bulan
singgah di ranting patah
ketika kabut dan embun malam
mulai sibuk mendekap dedaunan
dan tanah-tanah kering

tak butuh setumpuk aksara
untuk memikat
juga tak butuh waktu lama
untuk meminang jiwa sepi
rentak sunyi dan keheningan malam
sudah cukup bagi ranting
untuk meluluhkan hati rembulan

kini sang dewi malam telah jatuh hati
dan seutuhnya menjadi milik ranting patah, meski rembulan tak pernah tahu menahu
pada ranting mana ia mesti
menggantung dan berbagi rasa

rembulan terpaku pada setiap pijakan ranting patah. sedang ranting patah
terpukau oleh lembut cahaya temaram
ketika semua wujud telah melebur dalam rasa, masihkah kita mengenal sisi kekurangan?

(catatan langit, 23 juli 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun