Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Etika Bertetangga yang Sering Terlupakan

1 Agustus 2015   17:36 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:34 7455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - perumahan (Shutterstock)

Bukan satu atau dua kali saya membaca sebuah status di media sosial yang berisi curhatan kekesalan atas tingkah laku tetangga tempat tinggalnya. Belum lama ini, seorang teman dengan menggunakan bahasa sunda membuat status yang bila diterjemahkan kira-kira isinya begini : “daripada teriak-teriak didepan rumah, mending sewa studio atau ke karaoke, berisik gak bisa tidur, mending suaranya kayak obhie mesakh, ini mah kayak … dst”

Kasus yang dialami teman medsos saya juga pernah saya alami saat rumah sebelah hanya ditempati oleh seorang oma serta satu kerabatnya. Untuk mengusir sepinya, maka rumah Oma ini menjadi tempat berkumpul orang-orang satu daerahnya, mereka datang bergantian setiap hari dan berkaraoke dengan suara yang persis yang digambarkan oleh teman medsos diatas.

Kasus lain yang mungkin sering terjadi adalah masalah parkir mobil. Saat ini, seiring kemajuan tingkat ekonomi dan merasa mobil menjadi kebutuhan, banyak di perumahan padat penduduk yang umumnya terdiri dari gang sempit, penghuninya memiliki mobil. Setiap rumah biasanya memiliki garasi, namun karena lebar jalan yang sempit agak ribet untuk memasukan dan mengeluarkan mobil, maka banyak yang memarkirkan kendaraannya di depan rumah dan menghabiskan setengah lebar jalan. Akibatnya, selain mengganggu kendaraan lewat juga mengakibatkan mobil tetangga yang ada didepan rumahnya sulit untuk keluar masuk.

Selain masalah mobil, saluran air juga kerap menjadi sebab utama ketidaknyamanan hidup bertetangga. Di perumahan padat penduduk, umumnya menjadikan depan rumah sebagai tempat mencuci baju, sehingga air akan keluar melewati depan rumah sebelahnya. Tidak semua orang senang bila rumahnya selalu becek karena air cucian tetangga, dan kasus ini pernah membuat tetangga depan rumah saya rebut dengan tetangga sebelahnya, hingga akhirnya dibuat saluran air agar tidak lagi melewati rumah tetangga yang berkeberatan tersebut.

Tempat sampah juga bisa menjadi masalah yang mengganjal dalam kehidupan bertetangga. Ada rumah yang tidak memiliki tempat sampah, termasuk sebelah rumah saya, sehingga setiap membuang sampah, tetangga saya ini akan membuang di tempat sampah rumah saya. Tidak masalah bila jumlah sampah yang dibuangnya sedikit, namun masalah terjadi bila mobil pengangkut sampah sempat libur beberapa hari dan sebelah rumah saya sepertinya habis membersihkan pekarangan rumahnya, sehingga tempat saya penuh dengan pangkasan tanaman dan daun yang dipangkas. Karena tempat sampah penuh maka kemana saya harus membuang sampah milik saya sendiri.

Etika Bertetangga

Masalah-masalah yang saya sebutkan diatas tentu tidak akan terjadi di lingkungan perumahan mewah, karena kebutuhan ruang mereka sudah sangat terpenuhi sehingga mereka lebih leluasa melakukan kegiatan tanpa mengganggu tetangga sekitarmya, baik soal parkir mobil maupun untuk kegiatan yang mengeluarkan suara yang cukup keras. Namun, dibalik kenyamanan yang mereka miliki, interaksi dengan tetangga menjadi berkurang bahkan ada kemungkinan mereka tidak saling mengenal.

Tetangga merupakan ‘keluarga’ yang paling dekat dengan kita, dan tetangga juga menjadi pihak yang paling cepat yang dapat kita minta pertolongan bila terjadi sesuatu dengan salah satu keluarga, sehingga dengan demikian sudah sepatutnya kita menjalin hubungan baik dengan tetangga sekitar.

Untuk dapat menjalin hubungan baik, tentu harus ada etika yang dijaga, dan kita dapat menyebutnya etika bertetangga.

Etika bertetangga berkaitan dengan menjaga prilaku/kegiatan, sikap maupun ucapan agar hubungan antar tetangga tetap terjalin dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun