Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Selamat Datang di Beijing

10 September 2011   23:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:04 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdullilah, setelah menempuh penerbangan sekitar 10 jam dari Jakarta, kami sekeluarga tiba di Beijing pada tanggal 8 September 2011 pukul 12.30 waktu setempat. Pesawat Cathay Pacific yang kami tumpangi mendarat mulus di Terminal 1 Beijing Capital International Airport (BCIA). Dengan menggunakan kereta listrik kami kemudian menuju terminal 3 untuk menyelesaikan urusan imigrasi dan pengambilan bagasi, Selesai dengan urusan keimigrasian dan bagasi di terminal 3, kami pun segera bergegas ke luar bandara.

Tanpa menunggu lama, kami segera meninggalkan BCIA yang megah menuju pusat kota Beijing. Cuaca terlihat begitu cerah dengan suhu berkisar 19 derajat Celcius, cukup sejuk dibandingkan suhu Jakarta yang berkisat 31 derajat Celcius. Mobil yang kami tumpangi pun segera menembus jalan tol yang menghubungkan bandara ke pusat kota. Arus lalu lintras terlihat ramai lancar. Dan meski namanya jalan tol, pengguna jalan tidak dikenakan pungutan apapun alias gratis untuk melewatinya.

Tidak sampai satu jam menembus keramaian jalan, kami pun tiba di pusat kota Beijing, khususnya di kawasan bisnis dan diplomatik di Daoyang. Terlihat gedung-gedung pencakar langit berarsitektur modern berderet-deret rapih seolah membentuk suatu hutan beton. Yang mengasyikan, diantara gedung-gedung tinggi tersebut terlihat pula kerimbunan pohon-pohon yang membuat kota terlihat asri.

Melihat pemandangan kota metropolitan Beijing yang begitu megah dan asri, saya jadi teringat bunyi sebuah iklan penghilang bau badan “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”. Ya pemandangan kota Bejing memang begitu menggoda. Terlihat semuanya berjalan baik dan rapih. Jalan-jalan raya dibangun lebar, mulus dan bersusun agar bisa menampung pengguna jalan yang terus meningkat. Sementara di kiri kanan jalan terdapat trotoar yang cukup luas bagi para pejalan kaki.

Yang menarik, meski jalan raya terlihat ramai dan padat, namun tidak tampak adanya pengendara motor roda 2 yang memenuhi jalan raya. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah kota Beijing memang melarang motor roda 2 melintas di jalan raya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi, pemerintah China menyediakan angkutan umum yang memadai dan murah, mulai dari bus kota, kereta listrik hingga kereta bawah tanah. Dan untuk menjaga kebersihan dan keindahan kota, tidak ada pedagang yang diperkenankan berjualan di sepanjang trotoar.

Seperti halnya pembangunan infrastruktur jalan raya, pemerintah China pun tidak ketinggalan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi modern termasuk kemudahan berinternet. Akses internet mudah dan cepat, bahkan dibanyak tempat terdapat hotspot yang memungkinkan pengguna internet terkoneksi ke jaringan internet. Sebagai seorang blogger, kenyataan ini tentu saja sangat menyenangkan karena artinya saya memiliki banyak kesempatan untuk mengakses internet dan mengupdate konten blog dan itu berarti ngeblog berlanjut dari Beijing dengan cerita-cerita yang menarik.

Salam dari Beijing

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun