Mohon tunggu...
Aris Dwi Nugroho
Aris Dwi Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang yang selalu ingin menjadi pembelajar sejati untuk menggapai kebahagiaan hakiki.

Email: anugrah1983@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Istri Kita Seorang Wanita?

16 Juli 2017   09:40 Diperbarui: 16 Juli 2017   10:09 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siluet wanita. Sumber: publicdomainvectors.org

Kata "wanita" yang memiliki persamaan arti dengan kata "perempuan" dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Jawa, yaitu wanito.Selain itu, wanita disebut juga oleh suku Jawa dengan istilah wadon, estri,dan putri.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, wanita didefinisikan sebagai seorang perempuan dewasa atau kaum putri (dewasa).

Walaupun merupakan sinonim, namun beberapa tahun yang lalu, penggunaan istilah wanita dan perempuan sempat menjadi permasalahan bagi beberapa kalangan. Bagi kalangan tertentu, penggunaan istilah perempuan itu lebih baik, lebih manusiawi, lebih mulia, dan tidak mengesankan praktik penindasan oleh kaum laki-laki. Sebaliknya, istilah wanita dianggap memiliki arti yang negatif, yang penggunaannya dapat merendahkan martabat seorang perempuan sebagai manusia.

Walaupun oleh beberapa kalangan penggunaan istilah wanita dianggap merendahkan martabat seorang perempuan, istilah wanita tetaplah merupakan sebuah konsep luhur yang dalam posisinya sebagai seorang istri dapat menjadikan keluarganya menjadi sebuah keluarga yang bahagia, dan selalu dalam naungan ridha Ilahi. Dengan demikian, siapa sebenarnya wanita itu?

Wanita, yang dalam istilah Jawanya adalah wanito memiliki dua pengertian yang berbeda. Pertama, wanito itu wani ditotoyang artinya berani (mau) ditata. Adapun yang kedua, wanito itu wani noto yang artinya berani (mau) menata. Namun, kedua pengertian tersebut, idealnya bisa berada pada diri seorang wanita, yang dengan keduanya akan menjadikannya sebagai seorang wanita sejati bagi suami dan keluarganya.

Wani ditoto

Wani ditotoartinya berani atau mau ditata. Sehingga dalam hal ini, wanita adalah insan yang berani/mau ditata. Memang apabila diperhatikan kata "ditata" merupakan bentuk pasif, yang dapat dipahami bahwa wanita itu menjadi objek. Namun, walaupun pasif atau menjadi objek, bukan berarti memiliki makna yang negatif. Bukan berarti memposisikan wanita dalam kondisi pasif dan menjadi objek menjadikan rendah martabatnya. Karena kata ditata  memiliki pengertian dijadikannya sesuatu dari kondisi yang kurang baik/baik menjadi lebih baik dan lebih indah. Tentunya yang dalam konsep ini seorang suaminya lah yang menjadi subjek untuk menatanya.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita adalah insan yang berani/mau untuk ditata agar dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dari yang telah ada. Insan yang mau menerima nasihat dan masukan untuk perbaikan pribadinya. Insan yang mau diarahkan menuju kebaikan yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku, terutama norma agama. Dan insan yang mau dibimbing baik perilaku zhahir maupun batinnya dalam rangka menggapai ridha Ilahi.

Dengan konsep luhur tersebut, seorang wanita juga seharusnya menyadari atas segala kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan yang terdapat pada dirinya. Karena sebagai seorang manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah SWT, bukanlah makhluk yang sempurna yang luput dari kekurangan, kesalahan, dan kekhilafan. Dengan menyadari semua itu, bukan berarti akan merendahkan martabatnya, melainkan akan menjadikan pribadinya menjadi insan yang memiliki motivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadinya, sehingga akan dengan mudah menerima berbagai nasihat, arahan, dan bimbingan dari Sang suami. Tidak ada sedikit pun kesombongan di hadapan suaminya, walaupun dalam beberapa hal memiliki keunggulan yang tidak dimiliki suaminya, sehingga semua itu tidak menjadi salah satu faktor untuk menolak kebenaran dan kebaikan yang disampaikan oleh suaminya. Pendidikan boleh lebih tinggi dari suami, karir boleh lebih sukses dari suami, dan penghasilan boleh lebih besar dari suami, namun semua itu tidak menjadikannya sombong di hadapan suami, dan menjadi penyebab penolakan terhadap kebenaran dan kebaikan yang disampaikan oleh suami. Dengan demikian, wanita akan menjadi seorang istri yang memiliki pribadi yang berkualitas, memiliki perilaku zhahir dan batin yang baik, selalu dihiasi dengan kebenaran dan kebaikan, yang tentunya akan mendatangkan ridha Ilahi.

        

Wani noto

Wani noto artinya adalah berani (mau) menata. Dalam konsep ini, wanita berada pada posisi aktif, dan sebagai subjek. Selain wanita itu harus berani (mau) ditata oleh suami, ia juga harus berani (mau) menata suami dalam hal kebenaran dan kebaikan. Dalam hal ini, wanita sangat memiliki peran strategis dan penting terhadap kebaikan dan kesuksesan suami, serta menjadi salah satu indikator kebahagiaan sebuah keluarga. Betapa banyak seorang suami dapat mencapai sebuah kesuksesan dan memiliki sikap terpuji, karena peran aktif dari seorang istri. Sebaliknya, betapa banyak seorang suami terpuruk dalam kegagalan, dan terjerumus dalam lembah kemaksiatan, serta memiliki sikap tercela, karena peran aktif dari seorang istri juga. Namun, peran aktif seperti apa yang dilakukan oleh seorang istri, akan terlihat pada pribadi dan sikap seorang suami. Sebagai seorang subjek, wanita harus aktif berperan dalam menata pribadi suaminya dengan cara menjadi seorang pendamping, pengingat, penasihat, dan penyejuk bagi suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun