Mohon tunggu...
arimba noprianto
arimba noprianto Mohon Tunggu... -

a simple person. nama gue arimba. sampe saat ini orang bingung gue dipanggil apa. yaa gue di panggil nengok.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Inovasi Salah Presisi

11 September 2017   08:30 Diperbarui: 3 April 2018   11:00 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah terpatri dengan jelas, perubahan jaman biasanya ditandai dengan tergantinya hal hal yang sifatnya manual, analog, konvensional, humanis, menjadi hal yang berbau Digital. Era melenial katanya. Berdalih efesiensi, nggak banyak tenaga, hemat waktu dan lebih murah. Seperti layaknya ayah dari Charlie di film Charlie and Choclate Factory yang harus pensiun dari pekerjaannya sebagai karyawan dipabrik Pasta Gigi lantaran pabrik tersebut sudah harus menggunakan mesin yang lebih cepat dan efesien. Seperti Will Smith yang kesal lantaran semua pekerjaan manusia secara perlahan di gantikan oleh robot di film I Robot.

Gue nggak muna. Kita semua juga nggak akan muna bila memang perubahan jaman itu memberikan dampak yang baik untuk kita semua. Sepeda motor misalnya, yang secara jelas bisa kita rasakan dampak baiknya ketimbang kita harus repot ke kantor naik kuda. (atau beruang, kaya Putin) Jika memang tepat peralihannya, kita pasti yakin kok 20 tahun kedepan buat kalian yang susah cari jodoh, bakal disiapkan 'Istri' sama seperti yang di miliki Plankton di Serial SpongeBob. Dengan fitur dan iming iming patuh terhadap suami dan tidak akan menghianati mungkin.

Oke, itu mungkin contoh peralihan era lama ke era baru yang memberikan kemudahan bagi khalayak ramai. Bagaimana dengan peralihan system yang katanya agar lebih efisiensi, namun malah menyusahkan?

Self Servicepada pom bensin adalah hal ngepet dari se ngepet ngepetnya system yang katanya lebih efisien. Nyatanya kita cuma akan melihat efisiensi dari segi gaji karyawan yang lebih hemat. Udah, itu aja. nggak ada lagi hal yang bisa di banggakan dari orang yang abis dari pom bensin selain kalimat ''eh gue tadi abis beli bensin dan ngambil sendiri lho. berasa itu pom milik gue deh''.

Experiencemembanggakan apa yang bisa lu rasakan ketika dari pom bensin jenis ini selain panjangnya antrian karna seorang ibu dengan sangat susah payah dan nggak punya pengalaman apapun dalam hal perbensinan, harus menuang sendiri tangkai yang kadang ketika dipencet, antara mau keluar atau nggak. Gue pun kadang suka kagok dan harus pake feel kalo mau menekan knop di tungkainya, karna kalo terlalu di tekan, dia akan berhenti keluar. kalo dilepaspun juga ga akan keluar. Sehingga lu harus merasakan dengan hati yang lapang, saat menekan knopnya itu agar posisinya di tengah tengah.

Belum lagi setelah selesai menuang, ada rentan waktu yang lumayan bisa di alokasikan untuk hal lain selain harus nungguin beberapa tipe pembeli yang menutup tutup tangkinya, menutup joknya tanpa harus maju dulu agar antrian bisa berjalan.

Mari kita pelit pelitan waktu. Bandingkan dengan antrian pom bensin konvensional, saat antri, jok motor sudah dalam keadaan terbuka. Dikendalikan oleh operator yang sudah berpengalaman dibidangnya, tau seluk beluk dunia perbensinan. Sudah menjadi satu kesatuan antara si abang dengan tuasnya. Bisa menemukan TroubleShooting dengan cepat beserta solusinya ketika mesin tak lagi bersahabat. Saat selesai pun, si pengantri akan tersugest untuk buru buru maju karna si abang sudah memberikan sinyal ke pengantri berikutnya, untuk isi apa dan berapa.

Coba bayangkan dengan yang katanya Evolusi dalam urusan mengisi bahan bakar ini. Operator hanya ada satu, yaitu orang yang bertugas hanya menerima uang dan memberikan Stroke untuk discan agar bensin keluar. Tingkatan paling atas efisiensi dari hal ini adalah, dia menerima pembayaran di kiri dan kanannya. Jadi ada 2 jalur yang bisa dia layani. Dengan begitu, butuh waktu tambahan agar lu bisa sampai di knopnya itu.

Dengan pembayaran sistem seperti itu, lu nggak mungkin kan turun dari motor dulu. Kebanyakan yang gua amati, pada saat bayar, pengantri lebih senang duduk di motornya dibanding turun dan membuka joknya. Jok dibuka biasanya saat sudah didepan knop. Saat didepan knop, barulah jok di buka. Dari sini kita mungkin sudah kehilangan waktu 5-10 detik. Nan jauh disana, setiap 2 detik, ada 1 anak afrika mati karena kelaparan. Apa kita tega membiarkan 5 anak afrika mati tanpa berbuat apa apa hanya karena lama menunggu emak emak membuka jok motor?

Setelah itu kita harus me-Scansemacam Barcode dikertas kecil ke sebuah kotak samping mesin utama. Ini mungkin semacem Technologi hiburan yang ditawarkan pengelola kepada konsumen biar kesannya high tech banget.Nggak apa apa setelahnya pom akan dipenuhi sampah potongan kertas kecil, biar berasa seperti selesai acara perayaan. Yang penting high tech lah.

Seperti disinggung diawal, saat mengisi pun banyak dari pom bensin yang knopnya kadang nggak bersahabat. Dipencet ngejeltaklah. Keluarnya lama lah. Pas di cek ternyata yang keluar Kopi Robusta lah. Macem macem kendalanya, sampe sampe gua berani memberi 30 detik waktu yang terbuang untuk masalah ini. Setelah selesai pun juga begitu, banyak dari pengantri yang bukannya maju dulu, malah menutup tangki dan jok tepat disitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun