Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menengok Brebes yang Terus Berhias (WPC 6)

1 Juni 2012   00:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setahun lamanya aku meninggalkan Kabupaten Brebes, negeri "surga bawang merah dan telor asin". Keikutsertaanku menjadi Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar yang menempatkanku menjadi seorang guru di SDN Tarak, Fakfak, Papua Barat, memaksaku untuk tak menjenguk kampung halaman. Di sela-sela rutinitas mengajar, mengisi ekstrakurikuler, mengaji, bermain, dan berpetualang bersama anak-anak hebat Papua, aku mulai merangkum foto-foto. Ketika kutatap layar laptop inventarisku, penjelajahan mouse mengarah ke folder PCB (Pemuda Cinta Brebes), dan terbukalah isinya, foto-foto yang pernah kukumpulkan saat aku masih sering pulang-pergi Brebes-Jogja jaman kuliah dulu. Brebes adalah kabupaten yang sedang berkembang. Biasanya sering muncul di layar kaca selama musim mudik tiba, karena posisinya di jalur utama pantura. Musim mudik yang selalu dihiasi kemacetan membuat pemerintah memutuskan untuk membuat jalur tol dari Cirebon (Kanci) sampai dengan Brebes (Pejagan) atau sebaliknya. [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Jalan tol Pejagan - Kanci, Brebes (dok. pribadi)"][/caption] Brebes juga menjadi kota penghubung kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur  jika anda menggunakan kereta api menuju dan dari Jakarta. Aku masih ingat, ikon Brebes saat aku belum berangkat ke Papua dulu adalah masjid agungnya. Masjid yang anggun menurutku. Dulu aku sering bersama teman-teman menikmati suasana malam alun-alun Brebes di depan masjid agung sambil menikmati teh poci dan suguhan gorengan. Ah, rindu masa-masa itu! [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Masjid Agung Brebes (dok. pribadi)"][/caption] Brebes adalah kabupaten yang masih menggandalkan sektor pertanian sebagai sektor unggulannya. Tak heran, jika kita menyambangi Brebes, akan sangat sering menemukan berhektar-hektar sawah yang menghijau laksana karpet di bawah garis langit. [caption id="attachment_179999" align="aligncenter" width="573" caption="Sawah di Brebes kaya wallpaper windows XP"][/caption] Sektor pertanian telah menghidupi sebagian besar warga Brebes. Pertanian bawang merah lah yang betul-betul telah membuktikan bahwa Brebes memang kota agraris. Aktifitas di dunia pertanian hampir 24 jam terjadi di Kabupaten Brebes. Saat fajar menjelang, puluhan bahkan ratusan petani akan menyeruak di jalanan di berbagai penjuru untuk berangkat ke sawahnya. Saat hari sudah siang, aktifitas menyiram, memupuk, atau membersihkan area sawah menjadi hal yang mengasyikkan untuk disaksikan. Dan puncak kegembiraan para petani ini akan membuncah saat musim panen tiba. Di hampir setiap lapak bawang merah akan penuh sesak dengan tukang "mbutik" atau orang yang sedang membersihkan dan memilah bawang merah dari daun-daunnya. [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Mbutik, proses pembersihan bawang merah di Brebes (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Setelah di panen, bawang merah diangkut menuju pasar bawang (dok. pribadi)"][/caption] Brebes belum menjadi kota wisata. Namun aku merasa bahwa kota kelahiranku ini memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan dari sisi pariwisatanya. Salah satu spot yang sudah dijadikan obyek wisata oleh Pemda Brebes adalah Pantai Randusanga. Pantai ini terletak di sebelah utara pusat kota. Dan aku masih ingat betul, dulu hobiku adalah berburu sunrise dan sunset di pantai ini. [caption id="attachment_180010" align="aligncenter" width="333" caption="Sunrise di Pantai Randusanga, Brebes"]

1338480444979637607
1338480444979637607
[/caption] [caption id="attachment_180012" align="aligncenter" width="511" caption="Sunset di Pantai Randusanga, Brebes"]
13384809891952453618
13384809891952453618
[/caption] Kemudian, aku juga masih ingat saat mencoba menelusuri alam pegunungan Brebes yang langsung berada di kaki Gunung Slamet, ada kebun teh Kaligua di sana.  Areal kebun teh ini cukup luas, dan ternyata hasil olahannya diekspor ke berbagai negara seperti Jerman dan negara-negara eropa lainnya. [caption id="attachment_180039" align="aligncenter" width="490" caption="Kebun teh Kaligua, Brebes"]
13384844581205179977
13384844581205179977
[/caption] Selain kebun teh Kaligua, ada spot tersembunyi, belum terekspos dan sangat alami di Brebes. Namanya curug putri, air terjun yang menggelegar yang terletak di Kecamatan Sirampog. Saat aku menyambangi curug ini tahun 2009 silam, belum ada retribusi ataupun pintu masuk. Waktu itu aku hanya menitipkan sepeda motor di rumah warga, kemudian berjalan menyusuri area persawahan warga yang  ternyata cukup memukau. [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Area persawahan di curug putri, Brebes (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="453" caption="Curug Putri, Brebes (dok. pribadi)"][/caption] Tanpa terasa, Juni sudah menjelang. Itu artinya aku akan segera pulang. Perjalanan satu tahun di Papua akan berujung, dan aku akan kembali menapaki surga bawang merah Indonesia. Sudah tak tahan menahan kerinduan menatap petani, nelayan, dan menikmati semua sisi tanah kelahiran. Meminum teh poci, memancing ikan di kali, dan berburu sunset dan sunrise akan segera kulakoni lagi. [caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="Spot memancing di Pesantunan, Brebes (dok. pribadi)"][/caption] _________________________________ Bulan terakhir di penempatan. Akan segera pulang. Tulisan ini sebagai kontribusi untuk meramaikan WPC 6 Kampret.
133848638132813438
133848638132813438

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun