Mohon tunggu...
muhamad arifin
muhamad arifin Mohon Tunggu... -

Sosial Worker

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Landreform - Memperkuat Pangan dalam Negeri tapi Petaninya Asing?

31 Agustus 2016   06:16 Diperbarui: 31 Agustus 2016   07:42 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seharusnya negara kita ini sangat makmur dan sejahtera di berbagai bidang asalkan tidak salah mengurusnya, kalau kita membicarakan negara Indonesia ini seluruh dunia pasti tahu akan kekayaan yang di miliki negara kita ini, mulai dari darat,laut dan udaranya semua sangat lengkap dan memenuhi syarat untuk menjadi negara  maju dan sejahtera serta mempunyai pendapat perkapitanya di atas rata-rata negara eropa,amerika latin dan asia lainnya tapi kenapa malah kita yang tergantung dari negara lain ?

Kalau kita melihat Sumberdaya Alam negara kita ini semua ada di sini mulai Emas,Nikel,Tembaga,Batubara,Perak dll, belum lagi kita bicara Energi mulai dari energi Fosil ataupun non-fosil, baik yang di daratan ataupun laut dan juga kekayaan ikan yang berada di lautan indonesia karena luas lautan dan daratan lebih luas lautnya, belum lagi kita ini mempunyai garis pantai yang terpanjang kedua di dunia, mempunyai hutan tropis yang masih luas kedua setelah hutan tropis Brasil serta lahan tanah yang sangat luas tersebar di penjuru negeri ini. 

Sebelum masuknya era industri di Indonesia negara ini sangat terkenal dengan para nelayannya (Maritim) dan pertaniannya yang merupakan mata pencaharian penduduk Indonesia. Pada era jaman orde lama yaitu masa presiden Soekarno kaum petani menjadi ujung tombak untuk membangun kemandirian bangsa yang berdaulat utuh atas bangsanya sendiri lalu berlanjut pada era orde baru yaitu masa presiden Soeharto dengan program pembangunannya Repelita yang mana menitik beratkan pada swasembada pertanian dan sempat menjadi negara lumbung padi meskipun kebijakan-kebijakan liberalisasi sudah di tanamkan olehnya (Soeharto) dengan membukanya utang-utang luar negeri dengan cara mengeluarkan UU investasi/penanaman modal yang bisa 30-40 tahun lamanya untuk berinvestasi dan kalaupun habis bisa di perpanjang ijin investasinya. 

Setalah lengsernya presiden Soeharto melalui perjuangan mahasiswa dan rakyat maka muncul era reformasi yang mana sangat di harapkan dalam hal semua kebijakan yang melindungi negara baik SDA dan kedaulatanya secara utuh dan terbuka tanpa ada KKN, justru era ini yang sangat ke bablasan dalam menterjemahkan arti dari reformasi itu sendiri, celah inilah yang di manfaatkan oleh negara-negara atau lembaga-lembaga bantuan financial dunia untuk mengelontorkan pinjamannya dengan bunga yang sangat tinggi serta mendikte semua kebijakan yang di ambil oleh pemerintahan yang berkuasa di negeri ini.

Cara yang di tempuh oleh lembaga-lembaga donor dunia ini yaitu memberi bantuan yang sifatnya demi pembangunan dan kemajuan suatu bangsa dengan mendorong pembangunan proyek-proyek infrastruktur skala besar yang butuh lahan-lahan yang sangat besar pula otomatis lahan-lahan pertanian yang menjadi sasarannya dengan tujuan supaya kondisi pangan sebagai bahan dasar kehidupan rakyat Indonesia yang mayoritas penduduknya masih miskin dan berprofesi sebagai petani ini, untuk memuluskan dan mematuhi perintah Asing itu maka pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memihak asing, contohnya UU penaman modal, UU minerba, UU pembebasan lahan demi kepentingan negara dan pembangunan dan masih banyak lagi UU yang di sahkan oleh negeri ini yang tentu sangat merugikan rakyatnya.

Belum lagi kebijakan yang di buat semua berorientasi pada pasar global/dunia yang tentu ini sangat membuat kelimpungan rakyat terutama kaum ibu-ibu rumah tangga dan para petani karena apa ? ketika pada musim panen tiba harga hasil panennya jatuh drastis dan murah sekali tetapi ketika musim tanam harga pangan dari semua bahan pangan naik sangat tinggi karena beralasan bahan-bahan pangan tersebut import dari petani negara asing demi menjaga ketersediaan dan ketahan pangan dalam negeri. 

Bagaimana dengan kaum perempuan yang mengurusi rumah tangganya ? otomatis kaum prempuan ini akan banting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dengan cara menjadi pekerja-pekerja dadakan karena demi mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya. Kalau pemerintah benar-benar berniat untuk memujudkan ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan yang mandiri dan petani yang sejahtera maka pemerintah harus membuka dan memberikan lahan-lahan yang luas dan berjuta-juta hektar itu kepada petani serta menjaga dan memberi jaminan harga pangan yang stabil buat petani di negerinya.

By. Arifin

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/arifinindra14/memperkuat-pangan-dalam-negeri-tapi-petaninya-asing_552fce8f6ea834d33f8b4638

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun