Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perang Salib dan Benteng Salahuddin Al-Ayyubi Terbawa hingga Mimpi

21 Maret 2018   16:36 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:43 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Salahuddin Al-Ayyubi di Kairo Mesir (Dokumentasi Pribadi)

"Yusuf, kemasi barang-barangmu. Kita akan berangkat!"

Sosok Yusuf yang diperintah adalah keponakan dari pendekar bermata satu. Panglima tua tubuhnya tambun. Pendekar yang kemampuannya mulai menurun ini bernama Shirkuh. Saat itu bulan Desember 1168. Lebih dari duapuluh tahun sebelum pecah Perang Salib Kedua yang akan jadi peristiwa penting Kerajaan Islam merebut Kota Jerusalem.

Pemuda yang mendapat perintah itu sangat berbeda dengan pamannya. Kurus, dan ringkih. Usianya masih tergolong muda, 31 tahun. Tampan, berkulit cerah, dan punya garis wajah melankolis. Nama lengkapnya Yusuf bin Najmudin. Dari Suku Kurdi.

Pada hari itu ia ditugaskan Sultan Nuruddin untuk mengantar Shirkuh membawa pasukan Kerajaan Islam dari Damaskus menuju Mesir guna membebaskan Mesir dari serangan orang-orang Kristen. Saat itu Yusuf  begitu amat takut.

"Seperti seorang pria yang diantar menuju kematiannya," kesan Yusuf sebagaimana digambarkan Karen Amstrong dalam Holy War: The Crusades and Their Impact an Today's World.

Turis mancanegara masuk ke Masjid Ali Pasha di dalam Benteng Salahuddin Al-Ayyubi (Dok Pribadi)
Turis mancanegara masuk ke Masjid Ali Pasha di dalam Benteng Salahuddin Al-Ayyubi (Dok Pribadi)
Setelah memasuki Mesir beberapa bulan kemudian, sang paman mendadak meninggal dunia. Garis takdir, Mesir sudah berhasil dikuasai. Masalah baru muncul kemudian; siapa yang harus menggantikan Shirkuh?

Rupanya, Yusuf masuk incaran radar. Banyak Amir -pemimpin, yang lebih layak ketimbang Yusuf. Tapi, beberapa petinggi menginginkan seseorang yang loyal dengan kepribadian yang bersahabat. Catat; sosok bersahabat!

Yusuf terbilang paling muda. Tampak tidak punya pengalaman serta paling lemah di antara para Amir dalam pasukan Shirkuh. Garis takdir, ia pun dipilih untuk memimpin Mesir.

Figur yang tadinya dianggap lemah dan terlalu lembek ini malah menjelma menjadi sosok kuat. Siapa sangka di kemudian hari malah paling efektif dalam kampanye jihad merebut Jerusalem.

Penuh Tenggang Rasa

"Ketika Tuhan memberiku Negeri Mesir, aku yakin bahwa Dia juga bermaksud memberiku tanah Palestina" demikian kata-kata pelantikan Yusuf sebagai Wazir -setingkat gubernur, di Mesir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun