Origami, kata yang sering dikaitkan dengan budaya Jepang. Padahal asal origami konon katanya berasal dari Cina. kata origami sendiri berasal dari kata Oru dan Kami, oru artinya melipat sedangkan kami berarti kertas, sehingga dapat diartikan melipat kertas. Di Indonesia, origami biasanya diajarkan di taman kanak-kanak, hingga SD. Namun pengajaran yang sering diberikan hanya berupa pengajaran langsung, tanpa disertai diagram origami, sehingga siswa belajar biasanya hanya menguasai model-model yang diajarkan oleh gurunya. Padahal apabila diajarkan cara membaca diagram origami, tentulah akan banyak manfaatnya bagi si anak. Beberapa manfaat origami bagi anak seperti telah ditulis oleh Ismayanti (2005) dalam situs http://www.sanggar-origami.com berjudul "Origami dan Anak" di antaranya: anak belajar meniru/mengikuti arahan, membaca diagram/gambar petunjuk, belajar kreativitas, berkarya/membuat model, berimajinasi, kerapihan/ketelitian, ketekunan, berpikir matematis dan perbandingan (proporsi), membuat mainannya sendiri yang murah dan lain sebagainya. Di negeri sakura, origami diajarkan sebagai salah satu ekstra kurikuler, dan sudah menjadi budaya di sana untuk memberikan model-model tertentu sebagai lambang perasaan. misalnya model bangau sebagai lambang kasih sayang, model kura-kura sebagai lambang panjang umur. Saat ini di Indonesia, sudah banyak kegiatan Origami di kota-kota besar. Di bandung ada Mba Maya yang memiliki sanggar origami indonesia, di Jakarta, setiap hari sabtu jam 11.00 ada latihan origami bersama di Library@Batavia Museum Mandiri di daerah kota. [caption id="attachment_75357" align="alignnone" width="300" caption="kubus"][/caption]
Saya menyukai origami karena bentuknya yang detail membuat penasaran untuk membentuknya. Origami yang saya suka adalah model Polygon. Biasanya saya bermain origami saat waktu luang menunggu sesuatu atau di perjalanan, di dalam tas ku selalu tersedia kertas-kertas origami yang siap untuk dilipat menjadi bentuk-bentuk baru.