Mohon tunggu...
M. Arif Rahman Hakim
M. Arif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pengajar & Peneliti di IAIN Bengkulu| Mahasiswa PhD dan Peneliti di Universiti Sains Malaysia| Pengajar di English Academy Bengkulu Malaysia| Anggota Sawomateng Studio

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pos Di Australia Tetap Melayani dengan Baik, Meski Merugi

11 Juni 2017   22:52 Diperbarui: 12 Juni 2017   20:48 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kotak pos yang ada di New South Wales

Berbicara mengenai pos, tentunya sebagai warga negara Indonesia, saya tidak asing dengan jasa pengiriman yang bernama Pos. Pastinya ini berkaitan dengan benda-benda seperti amplop, kartu pos, perangko, dan warna oranye (Pos Indonesia). Saya pernah merasakan begitu berjasanya “pak pos” dalam mengantarkan surat dan barang ke rumah saya. Maka dari itu, ketika di Sydney, saya begitu tertarik sehingga menyempatkan diri untuk mengumpulkan data dan menulis artikel mengenai keadaan pos di Australia. Berikut data yang saya dapatkan dan sudah saya tulis dalam bentuk artikel.

Di Australia, kantor pos masih berfungsi dengan sangat baik hingga hari ini. Setiap hari kantor pos Australia mengirim kira-kira sekitar 20 juta benda pos ke 11 juta alamat di seluruh pelosok negeri. Mengingat Australia adalah satu-satunya negeri yang berdiri di atas benua Australia, dapat dibayangkan betapa luasnya daya jelajah “tukang pos” di Australia.

Satu hal menarik yang saya ingat dari masyarakat di Australia adalah kebiasaan mereka berkirim surat ke keluarga atau kolega mereka yang tinggal jauh dari tempat mereka. Hal ini masih dianggap suatu seni dalam berkomunikasi bagi masyarakat Australia sehingga POS di Australia masih memiliki pelanggan setianya. Namun, baru-baru ini, terdapat beberapa kebijakan dari PT Pos Australia yang mendapat beberapa tanggapan negatif dari masyarakat Australia. Rencana PT Pos Australia mengenakan biaya tambahan untuk jasa pengiriman surat ditolak sejumlah kalangan pebisnis dan penyedia jasa sosial. Mereka menilai kebijakan itu akan memberatkan masyarakat berpendapatan rendah dan juga mereka yang tinggal di kawasan regional.

Australia Post yang merupakan perusahaan bisnis jasa pengiriman surat tradisional PT Pos Australia merugi jutaan dolar karena terus berkurangnya ketergantungan terhadap kertas/paperless (sumber: ABC). Dalam survei online tahunan baru-baru ini, PT Pos Australia meminta para pelanggannya memilih dua opsi pengiriman surat, yaitu surat mereka dikirimkan tiga kali dalam sepekan atau bersedia membayar biaya tambahan sebesar AUD$30 atau sekitar Rp300.000,00 per tahun untuk jasa pengiriman surat tersebut.

Dewan Layanan Sosial di Australia Selatan mengatakan banyak orang tidak mampu menanggung beban tambahan biaya lagi. Juru bicara Australia Pos, Ross Wommersley mengatakan pengiriman surat masih sangat penting dan masih menjadi layanan yang mereka andalkan terutama bagi warga berpendapatan rendah yang sudah dibebani terlebih dahulu oleh tekanan biaya hidup. Kelompok warga tersebut sangat bergantung kepada layanan dari Pos Australia untuk mengirimkan tidak cuma berbagai tagihan, tapi juga hal lain yang membantu mempermudah urusan mereka. Karenanya memberlakukan biaya tambahan atas pengiriman surat-surat itu akan sangat membebani keuangan mereka.

Penolakan juga diungkapkan kalangan pebisnis. Ketua Kamar Dagang NSW, Damian Kelly mengatakan dua opsi yang ditawarkan Pos Australia akan sangat berdampak pada dunia usaha. Jika jadi diterapkan, pasti akan banyak menyulitkan dunia usaha di Australia, memang tidak sampai menghentikan bisnis masyarakat, tapi sudah pasti akan memperlambat urusan yang terkait dengan pengembangan bisnis mereka. Hal ini akan lebih terasa dampaknya terutama bagi bisnis yang dijalankan di kawasan perdesaan Australia, dan regional New South Wales. Dampak kebijakan ini akan sangat amat menyulitkan bagi sejumlah bisnis yang masih mengandalkan ongkos kirim dan jasa ongkos kirim

Dalam pernyataannya demi menanggapi protes masyarakat, secara resmi PT. Pos Australia menyatakan bahwa survei yang mereka lakukan hanya sekadar menjajaki pendapat pelanggan, bisa dikatakan ini hanya preliminary survey dan belum tentu akan menjadi kebijakan resmi perusahaannya di masa mendatang. PT Pos Australia mengatakan memahami bahwa kebutuhan pelanggannya telah berubah, karenanya setiap tahun mereka melakukan jajak pendapat kepada pelanggan terkait kebijakan-kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya. Bisa dikatakan jika mereka juga memandang penting pendapat pelanggan mengenai pelayanan yang mereka berikan.

Faktanya, PT Pos Australia masih mendistribusikan lebih dari 93 juta surat setiap minggunya. Namun demikian, mereka merilis bahwa saat ini mereka harus menanggung kerugian jutaan dolar dari sektor jasa pengiriman surat tradisional. Meski demikian, kondisi ini cukup diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan di sektor pengiriman barang yang terus meningkat. Bisnis pengiriman surat Pos Australia juga terus terdesak oleh semakin berkurangnya ketergantungan terhadap kertas dan meningkatnya perdagangan dan ekonomi versi online di internet. Lembaga konsumen Australia mengatakan sebagai pelanggan masyarakat tidak boleh dibebankan pada kondisi keuangan yang dihadapi PT Pos Australia.

Menurut Angela Cartwright, juru bicara lembaga kamar dagang New South Wales, jasa pengiriman surat merupakan pelayanan negara terhadap masyarakat, karenanya masyarakat sangat prihatin jika ke depan kualitas pelayanan ini akan dikurangi. Masyarakat tentu memahami tantangan yang dihadapi Pos Australia, tapi tidak berarti jawaban agar PT Pos Australia tetap mengedepankan meraup laba lalu mengurangi kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Cartwright menambahkan banyak warga masih bergantung pada pengiriman surat setiap hari. Sebelum mayoritas masyarakat benar-benar beralih ke komunikasi elektronik, PT Pos Australia sekarang bahkan hingga beberapa dekade kedepan tetap benar-benar menjadi penyedia layanan penting yang penting bagi banyak orang Australia.

Bagaimana dengan kondisi kantor pos di Indonesia saat ini? Jujur, dalam setahun saya hanya beberapa kali mengunjungi kantor pos. Itu pun karena saya diharuskan mengirim dokumen ke luar negeri yang beberapa agen pengiriman lain tidak menyediakan layanan serupa. Sepengetahuan saya, kantor Pos Indonesia saat ini lebih banyak didatangi oleh orang-orang yang ingin mengambil tunjangan pensiun dan beberapa ada menggunakan jasa pengiriman uang seperti Western Union.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun