Mohon tunggu...
Arief Harahab
Arief Harahab Mohon Tunggu... lainnya -

Seseorang yang ingin terus menjadi seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Brexit Lagi? Pak Jokowi, Tolong Gratiskan Tolnya

21 Juni 2017   12:52 Diperbarui: 21 Juni 2017   13:20 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Exit Tol Salatiga|Sumber : http://images.harianjogja.com

Melakukan perjalanan hari ini ke kampus tidak seperti biasanya. Meskipun berangkat agak siangan, ternyata jalanan ke arah Semarang selepas batas kota Kendal mulai terasa macetnya. Benar saja, menurut laporan kompas ternyata memang terjadi antrean kendaraan sepanjang 1 KM di pantura Semarang meskipun baru H-5 lebaran. Dan antrean kendaraan tersebut nampaknya akan semakin memanjang dengan derasnya arus pemudik mendekati lebaran.

Menurut analisa sederhana saya, nampaknya ada hal yang perlu diwaspadai oleh pemerintah melalui otoritas yang berwenang untuk menghindari kejadian serupa tahun yang lalu.

Sekilas penjelasan mengenai kejadian macet horor  brexit yang sempat mendunia melalui media sosial pada tahun yang lalu, dapat diketahui menurut Pandu Yunianto, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Darat Direktorat Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan sebagaimana dilansir oleh kompas dari hasil evalusi tahun lalu salah satunya dikarenakan pintu Tol Brebes Timur tidak didesain sebagai pintu keluar akhir. Jumlah lajur dan gerbangnya terbatas, sehingga terjadi penyumbatan arus. Jumlah pintu tol saat itu yang berjumlah sekitar enam buah tidak mampu menampung ribuan kendaraan yang mengular. Ditambahkan pula oleh Darmaningtyas, Ketua Bidang Advokasi MTI sebagaimana di muat berita bisnis pada tahun lalu, dapat diketahui bahwa salah satu penyebabnya adalah  keberadaan Jalan Tol Cipali sampai 'Brexit' ibarat 'undangan' bagi pengguna mobil pribadi untuk melintasinya.

Nah...

menurut analisa sederhana saya, tahun ini setidaknya ada dua hal yang bisa menjadi "undangan" bagi pengguna jalan yang berpotensi untuk terjadinya kasut serupa tahun lalu.

Pertama, keberadaan TOL FUNGSIONAL sebagaimana rilis  kompas mengenai pernyataan Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI  yang berharap tol fungsional ini dapat memangkas waktu berkendara pemudik. "Diharapkan fungsionalisasi tol ini menghindari Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Batang. Jadi pemudik yang mau ke Semarang tidak perlu lewat kota-kota itu lagi," ujar Basuki.

Kedua, keberadaan GERBANG TOL SALATIGA yang sempat viral di media sosial yang dinyatakan sebagai gerbang tol terindah di dunia. Tentunya akan memicu rasa keingintahuan pemudik untuk melewatinya.

Saya pikir setidaknya kedua hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus pemerintah agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di pantura Semarang sampai dengan pantura Kendal.

Mengapa? Karena kendaraan akan mulai menumpuk dari keluaran tol fungsional Batang timur - Weleri dan jalur Daendles ditambah lagi dengan aktifitas kendaraan lokal sekaligus daerah pantura Kendal yang sudah dikenal dengan kemacetannya baik di Cepiring, Brangsong maupun Kaliwungu.

Kemampuan tol Semarang untuk menampung penumpukan jutaan kendaaan pemudik menurut saya perlu diragukan, sebab sebagaimana pengalaman saya manakala melewati tol Semarang, meskipun hari biasapun terkadang terjadi antrian panjang kendaraan di gerbang pintu tol karena perilaku pengendara yang memaksa menerobos ke jalur e-tol meskipun tidak punya e-tol dan terkadang juga ketika memasuki pintu tol Krapayak juga terjadi kekacauan yang luar biasa akibat ketidakdisiplinan pengendara.

Itu di hari biasa. Bagaimana kalau kondisi mudik seperti sekarang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun